.............penggalan kisah...........




"persembahan bagi mereka yang dengan ketulusan dan keiklhasannya membantuku dan kenangan bagi sahabatku yang telah menyerah...sebelum aku "


aku bergegas untuk mengemasi barang –barangku kedalam tas , semua dokument –dokumentku tak ingin aku tinggalkan di kantor yang sudah memperlakukan aku tidak semestinya. seorang laki-laki tegap menghentikan langkahku ketika aku keluar dari kantor itu.
kent …kamu mau kemana ?” langkahku terhenti sesaat aku menatap laki-laki berseragam polisi kantornya tidak jauh dari kantorku. aku mengenal laki –laki ini beberapa bulan yang lalu namanya pak puspo. selama ini aku memang sangat akrab dengan brimob –brimob yang bertugas menjaga rukan ekslusif ini . sebuah kawasan elit perkantoran yang berdiri mentereng di pinggiran utara jakarta . mungkin orang mengira orang yang bekerja di kantor itu masa depannya cerah . banyak orang tertipu dengan megahnya bangunan yang berdiri angkuh itu. seperti aku yang sudah empat bulan tidak di bayar bekerja di salah satu kantor di kawasan elit itu.
“ pulang , pak ?”
“ pulang kemana?”
“ mulai besok aku tidak kerja di kantor ini …?”
“ kenapa kent ?”
“ banyak hal , aku tidak bisa cerita di sini “
“ ke pos dulu di panggil pak tri , tuh ” aku tidak bisa menolaknya , setiap di panggil bapak –bapak brimob itu. karena selama ini ada apa –apa aku selalau datang pada brimob –brimob itu. meski kadang hanya sekedar cerita untuk melepaskan keluh kesah jiwaku. di jakarta ini aku tak punya siapa –siapa aku merantau sendiri , berharap jakarta akan bisa memenuhi mimpi – mimpi yang selalu menganggu tidurku. awalnya aku tidak bermimpi untuk jadi seorang penulis . namun tidak sengaja ber ulang kali karya –karyaku memenangkan perlombaan menulis dan dari menulis aku juga pernah mendapatkan beasiswa scolarship writting programme yang diadakan salah satu penerbitan besar di jakarta ini . dan dari situ aku semakin yakin untuk untuk melangkahkan kakiku di dunia penulisan yang membingungkan ini.
“ kent kenapa kamu ingin keluar dari kantor itu ?” tanya pak puspo saat kami sudah berada di pos.
“berada di kantor itu berarti menyiksa diriku sendiri “
“ menyiksa diri sendiri , maksudmu ?” benakku melayang pada kejadian –kejadian yang tidak semestinya di kantor itu . ketika bos perusahaan itu memintaku tinggal di kantor itu …saat karyawan tidak di bayar dengan alasan filmnya tidak tayang dan lain sebagainya.
” kantor itu nggak jelas pak ... empat bulan ini saya nggak di bayar .”
” itu cewek-cewek yang datang tiap hari ngapain ...” tanya pak jasmin salah satu dari brimob
” casting ...”
” casting ?”
” ya, casting tapi sebenarnya kantor itu hanya jual formulir mereka tidak benar –benar mengerjakan film. ”
*****************************************
sebenarnya bapak –bapak ini sudah tahu apa yang terjadi di kantor itu .saat pertama aku mengenal bapak –bapak yang baik –baik ini . awalnya kesanya seram melihat senjata dan magazen yang selalu menghiasi punggung pria –pria kekar itu. saat itu aku suntuk berada didalam kantor terus . untuk menghilangkan stress aku mencoba untuk keluar kantor dan dengan pakaian seadanya dan rambut yang sudah mulai gondrong kumal aku ke warung yang tidak jauh dari pos polisi itu untuk membeli rokok ketengan .ku rogoh saku celanaku hanya ada enam ratus perak ,kurogoh lagi lebih dalam aku menemukan empat kepingan duit cepekan, berarti aku punya seribu perak untuk satu batang rokok .
” anak muda beli rokok ,kok cuma sebatang , habis ngamen ya , mas ?” tanya seorang tinggi besar berseragam coklat itu . aku hanya tersenyum malu. ingin cepat –cepat pergi dari tempat itu . namun laki –laki itu kembali bertanya .
” kerja di mana kamu ?” tanyanya tegas, setegas penampilannya .
” di film , pak....”
” film ...nusa persada sinema ?” aku hanya mengangguk lemas karena memang dari pagi perutku belum terisi oleh nasi.
” sebagai apa ?” tanyanya lagi awalnya aku ragu untuk menjawabnya, tapi saat melihat wajahnya yang teduh dan mulai akrab itu.
” penulis ...” jawabku ragu meskipun benar posisiku di production hause itu adalah penulis , merangkap desain grafis , bahkan merangkap juga office boy , cleaning service dan banyak lagi srabutan . banyak bukan jabatanku , tapi tak ada uang sepeserpun di kantongku. bapak berseragam coklat itu memperhatikan aku dari atas kebawah seperti hendak menelanjangiku . mungkin pak polisi ini tidak percaya bahwa aku seorang penulis , namun saat melihat flash disk yang tergantung di dadaku polisi itu mengangguk-angguk.
” sudah berapa lama kamu bekerja di ph itu? duduk di sinilah kita ngobrol –ngobrol dulu ...” aku nurut saja, sulit di percaya pak brimob yang akhirnya saya kenal bernama pak syamsul arifin itu memesan dua gelas kopi satu untukku dan satu lagi untuknya.
” sudah makan belum ? ” tuturnya lagi belum sempat aku menolaknya pak brimob itu memesankan nasi untukku.
” mbak , kasih makan anak ini kasihan belum makan dia ” sambil makan kami saling cerita , aku cerita tentang suka dukaku jadi penulis skenario yang gagal. dan pak samsul cerita tentang perjalananya menjadi polisi . kesan seram itu sketika hilang dalam benakku ternyata polisi itu sama seperti yang lain , bahkan terkesan akrab . aku dan pak syamsul mulai saling tergantung , dia yang ternyata juga suka komputer mulai minta di insatal beberapa program yang tidak ada di note booknya. dari pak syamsul aku mulai mengenal brimob –brimob yang bertugas di rukan itu. aku sendiri mulai tergantung sama mereka . bahkan aku lebih sering tidur di pos mereka . dari pada di kantorku yang lebih banyak menyiksaku scara psikis itu. awalnya karyawan di kantor itu ada banyak satu persatu mereka mundur karena kondisi kantor yang tidak jelas. sementara aku tidak tahu harus kemana karena memang aku sudah tidak punya sepeserpun uang untuk bisa pergi dari kantor jahanam itu.
seperti biasa malam itu setelah tugasku usai aku datang ke post polisi .pos itu ukuranya cukup besar satu ruko penuh tiga lantai cukup besar dari ukuran pos –pos yang biasa aku lihat . tanpa dimintapun aku membereskan pos polisi yang sudah akrab aku tinggali itu. bahkan semua brimob yang tugas di tempat pos itu semua aku kenal.
” aduh , mas kent ini rajin banget . sudah biarin aja besok aja pagi aja di pelnya ” ucap pak asman yang tiba –tiba sudah berada di tempat itu .
” mau tidur di bawah atau diatas ’tro .” ucap pak puspo menirukan tukul sambil melemparkan autan padaku .
” pakai ... banyak nyamuk ...” ucapnya lagi , katrok adalah panggilan akrab yang di berikan pak puspo buat aku . suara handy talky (ht) menggema di tangan pak tri .
” posko macan ...posko macan ...”
” posko macan dalam keadaan aman , bagaimana dengan dengan natuna kuda laut...?” selesai bicara dengan ht pak tri mendekat padaku dan bicara dengan bahasa jawa yang kental.
” dhurung turu sesuk kerjo , ayo ikut patroli nggak ?” aku hanya tersenyum . pak tri segera keluar dengan motor trailnya. tidak berapa lama pak samad masuk dengan bernyanyi –nyanyi riang
”tresno iki dudu mung dolanan kabeh mau amargo kahanan sing tak jaluk amung kesabaran mugi allah paring kasembadan ....” disusul suara pak ranto dari belakang ....
” hae...hae...cinta kita tak terpisahkan sampai di akhir jaman...duh jane aku tresno lilano aku lungo ...” malam saat sudah larut saat beberapa brimob harus istirahat terdengar lagu padang pasir dari handphone multimedia milik pak asman mendayu menerbangkan jiwa setiap orang yang mendengarnya mengantarkanya ke alam mimpi. ternyata asyik –asyik juga bapak –bapak brimob itu .begitulah hari –hari aku lalui bersama bapak –bapak brimob . sejak mengenal mereka aku tidak takut lagi menghadapi hidup. bahkan aku mulai merencanakan sesuatu untuk bisa lari dari kantor production hause yang mengekangku tanpa bayaran itu.melihat kemampuanku yang bisa disain beberapa brimob merencanakan untuk membukakan usaha foto dgital. bahkan pak puspo menelpon temanya di media untuk mencarikan pekerjaan untukku. saat itu aku sungguh merasakan hangatnya persahabatan yang tanpa pamrih dan beningnya jiwa mereka . bahkan tidak jarang aku makan dari mereka . dan dengan senang hati aku suka membersihkan pos itu , ya aku seperti menemukan keluarga baru berada di tengah –tengah mereka. bahkan dengan senang hati aku jadi tukang pijit untuk bapak –bapak brimob itu yang cape sehabis patroli .hubungan emosiku dengan bapak –bapak brimob itu semakin kuat . bahkan aku mulai berpikir mending aku jadi cleaning service buat mereka saja dari pada bekerja di kantorku yang tidak jelas statusnya.
aku bekerja di kantor itu dari kantor itu masih nol . bahkan aku yang mendisain logo perusahaan itu . sampai peusahaan film itu memproduksi dua film ftv aku yang menulis ceritanya sekaligus design grafisnya , namun tidak ada timbal balik sepantasnya yang bisa aku terima . bos kantor itu alasan macam –macam untuk tidak membayar karyawannya .mereka lupa bahwa logikanya kerja itu cari uang . bukan cari popularitas , ya. mungkin dia pikir orang yang bekerja di dunia entertainment itu hanya cari popularitas. tapi buatku popularitas itu tidak penting . yang penting bekerja wajar dan mendapatkan hak yang semestinya itu saja sudah
cukup bagiku. tapi sudah hampir empat bulan aku tidak mendapatkan hakku sebagai karyawan. bahkan dalam empat bulan aku hanya merasakan gajian satu kali . ya. satu kali saat kantor itu buka. seterusnya bosnya mulai alasan macam –macam untuk tidak membayar karyawanya sampai karyawan –karyawannya satu persatu pergi dan tinggal tiga orang –yang tiga –tiganya termasuk aku di pekerjakan tidak profesional . aku tidak lagi bekerja pada bidangku tapi lebih seperti pembantu . bahkan saat aku mau nulispun di larang . tiap pagi aku harus menyapu masak dan mengepel ruko tiga lantai itu padahal pertama masuk kantor itu posisiku adalah seorang penulis skenario sekaligus design graphis.
aku menyapu kantor yang di tinggalkan karyawanya itu dari atas ke bawah , sementara dua temanku ojan dan dudung yang justru di awal di tempatkan sebagai cleaning service itu masih tertidur pulas. aku berharap menemukkan duit gopekan atau seribuan untuk membakar mulutku yang sudah asem ini dengan sebatang rokok . bayangkan untuk membeli sebatang
rokok saja aku tidak mampu padahal aku sudah bekerja mati-matian bahkan kalau salah pakai di bentak –bentak....sudah nggak bayar pakai bentak –bentak bisa di bayangkan gimana rasanya jadi aku waktu itu. aku juga tidak bisa tidur tenang di kantor itu hanya dengan sepenggal karpet tanpa selimut. aku melipat kakiku agar tidak menyentuh ubin . sudah tidur di ubin pakai ac lagi . bisa di bayangkan tidur saja aku harus tersiksa mungkin penjara lebih baik dari pada berada di kantor aneh itu . bagaimana nggak aneh sering kali bosnya tuh bawa semua saudara –saudaranya dari kampung untuk nginep di kantor itu. sudah gitu mereka minta di layani belagu dan ngeboss banget .berulang kali aku harus menarik kakiku agar tidak menyentuh ubin , kutahan perutku yang mulai keroncongan kupikirkan hal –hal yang menyenagkan diriku agar aku bisa tidur malam itu .kutekan perutku yang lapar dengan busa usang yang kutemukan di gudang . dengar –dengar bos perusahaan itu memang orang yang kaya baru sebelumnya dia hanya seorang figurant sampai akhirnya dia bertemu dengan seorang tante kaya yang menjadikannya simpanan .dan kabarnya juga mereka tidak pernah menikah atau kumpul kebo sama tante itu si boss di buatkan perusahaan sebuah kantor production hause dan tidak bisa mengelolanya sampai akhirnya kantor itu ganti usaha menjadi warung nasi dan counter handpone. yah, sejarah berdirinya saja sudah nggak berkah bagaimana mau maju. mungkin belum ada dalam sejarah sebuah kantor production hause yang banting setir jadi warung nasi . dan dari bangun pagi sampai sore tugasku adalah jaga counter. sebenarnya boss minta aku nutup counter setelah jam delapan malam .tapi tetap saya tutup jam lima .aku sudah bekerja lebih dari delapan jam dan tidak mendapatkan upah sepeserpun. hanya di kasih makan dan tempat tidur. makanpun kadang juga telat. memang terkadang akupun juga berontak siapa yang nggak berontak jika di perlakukan tidak semestinya. udah gitu sebelum si bos tidur pekerjaanku tidak ada habisnya.dan lari ke pos polisi adalah pilihan terbaikku.
” denger –denger kamu nggak di bayar di situ , ya kent ? ” tutur pak anas saat kami sudah berada di bangku. aku cuma tersenyum pahit .
” perusahaannya aja nggak jelas gitu ?” ucap pak danny
” sudah tahu nggak di bayar tetep saja bertahan di situ , gimana sih kamu ?” sambung pak dul sambil memijit –mijit pundakku .aku masih juga diam tak tahu apa yang harus aku katakan pada bapak –bapak brimob itu.
” bukan gitu , pak saya juga sudah tidak punya modal untuk pergi dari kantor itu ...” tuturku lemah .
” laki-laki kok takut ...bilang saja mau pulang kampung minta gaji kamu kan beres .”
” iya , juga sih . tapi nggak sesederhana itu juga sih pak ?”
” maksudnya ?”
” saya harus tinggal di mana jika saya keluar dari kantor itu dan lagi saya juga nggak punya uang sama sekali .”
” dulu sebelum saya jadi seperti sekarang ini saya pernah mengalami yang seperti kamu kent ?” pak dulloh mulai cerita
” sabar saja ....”
iya , kent rizky itu allah yang ngatur ...” tutur pak asman
” kamu nggak nyoba –nyoba nglamar di deket –deket sini di rukan ini kan banyak perusahaan ...” sambung pak jasmin .
” sudah pak . belum ada panggilan .”
” ya, sudah sabar saja dulu , ya. nanti pasti ada jalannya kok.” aku merasakan hangatnya persahabatan antara aku dan bapak –bapak brimob itu , aku merasa nyaman berada di tengah –tengah mereka. mereka tidak tahu masa laluku yang kehilangan figur orang tua laki-laki betapa sejak kecil aku merindukan figur seorang ayah . seorang ayah yang benar –benar tidak bisa aku miliki . mereka tidak tahu bahwa tujuan awal aku ke jakarta adalah menemukan ayahku . mereka tidak tahu bahwa bahwa aku pernah merasakan pahitnya di tolak ayah kandungku . biarlah ini menjadi rahasia yang mungkin akan terus aku simpan sendiri dalam hati. bisa di bayangkan betapa senangnya aku bertemu dengan mereka.
malam itu aku tidak bisa keluar bos tidur di bawah dengan musik kencang yang mengalun dari dvd playernya .aku tidur di lantai dua dengan melingkarkan kedua kakiku agar tidak menyentuh dinginnya ubin . berulang kali ku coba memejamkan mataku namun tidak bisa . tubuhku terasa lemah siang tadi aku nggak kebagian makan . disini sudah seperti hukum rimba siapa yang cepat dialah yang menang . aku tidak bisa hidup dengan cara mereka. tapi aku harus bertahan apapun itu . malam kian larut suara musik itu sudah berhenti berganti sunyi .sesekali masih ku dengar suara –suara bapak –bapak brimob itu di posnya . ingin sekali malam itu aku lari kesana .sebuah sms mengagetkan aku .
” kent , sudah tidur belum?” sms dari pak tri , aku tidak bisa membalasnya . jalan satu-satunya aku harus turun keluar , aku segera berlari namun saat aku menuruni tangga aku baru sadar bos dengan perut buncit itu sedang tidur di bawah .dengan pelan –pelan aku berjalan melewati boss yang tidur dengan kasur empuk dan selimut tebal itu. bos itu tidak pernah berpikir betapa susahnya aku menurunkan kasur bantal dan selimutnya dari lantai empat. pelan –pelan kubuka pintu kantor itu . begitu sampai di luar pak tri sudah berada di depan pintu.
” sudah makan belum ” pak tri memberikan nasi bungkus di tangannya dan kami berjalan menuju pos . di pos aku melahap nasi bungkus itu hingga tandas .
” kamu di sini nggak pernah main-main keluar , ya ?” tanya
” nggak pak ...” jawabku singkat
” suntuk , ya ?”
” ya, mau bagaimana lagi ?”
” nggak bisa di bayangkan , kalau jadi kamu kent ?” tuturnya sambil menepuk-nepuk pundakku . aku terharu mendengar ucapanya .
” sudah kamu tidur saja , nanti biar kita pikirkan bagaimana jalan keluar yang baik untuk masalah kamu ? aku mau patroli itu di tas ada rokok ambil saja. ” belum sempat aku menjawab pak tri sudah keluar dari tempat itu.pak puspo masuk .
” numpang tidur pak ?” ucapku .
” iyo , le ...tidur di atas saja banyak nyamuk...” pak puspo duduk di dekatku
” sudah makan , belum ?”
” sudah pak , tadi di beliin sama pak tri ”
” aku dulu punya temen yang kerja di majalah , coba nanti aku tanya , ya ?”
” terimakasih ,pak ?”
” ya, sudah kamu tidur saja , aku keatas dulu.” aku merebahkan tubuhku , aku merasa sedikit tenang berada diantara mereka .meski ketakutan pada masa depanku kerap kali menghantuiku .
kantor ini memang aneh , kantor ini di tinggali berbeda dengan kantor –kantor pada umumnya dan malam ketika seluruh penghuni kantor sudah tertidur lelap terbuai dengan mimpinya . aku mengendap –endap ke ruang komputer ruang editing sekaligus ruanganku untuk menulis saat kantor itu masih produksi ,dan sekarang kantor ini sudah menjadi rumah makan.aku mendekat pada meja komputer di dalam gelap kupasangkan keyboard yang sudah mulai di lepas . dan kutarik kabel yang menghubungkan cpu pada listrik kutancapkan pada stabiliser .beberapa bulan tidak di gunakan ruangan itu sudah berdebu perlahan kunyalakan cpu mesinnya yang sudah aus menderu seperti detak jantungku ,seperti keinginan menulisku yang tiba –tiba menjelma bergolak membutuhkan penyaluran. kunyalakan monitor sketika ruangan itu menjadi terang .kuraih keyboard yang sudah berdebu itu dan tak berapa lama tanganku sudah menari diatasnya , tak ada cahaya listrik yang menerangi memang sengaja aku tidak menyalakan lampu agar tidak menarik perhatian orang hanya cahaya monitor yang menerangi setengah dari keyboard . namun sesungguhnya tanpa cahaya itupun aku cukup hafal di mana letak huruf –huruf pada keyboard itu gelap bagiku tidak berarti di banding hasrat suciku untuk menulis.jari-jemariku terus menari diatas keyboard mengalirkan gelisahnya hatiku ,kutumpahkan semua yang mengendap di jiwaku.
tak ada yang bisa melebihi keasyikanku menulis mungkin orang akan melihat aku diam terpekur di belakang meja kerjaku . tapi sesunguhnya jiwaku berpetualang dengan tokoh tokoh dari fantasiku , aku mengambil ruh baik dan ruh jahat dan menjalinya menjadi satu cerita , membuat kejahatan memerangi kejahatan menghadirkan pahlawan , super hero, malaikat bidadari dan kadang cerita tidak selalau berakhir dengan kegembiraan dan kadang pertanyaan juga tidak harus terjawab ? seperti misteri hidup yang tidak pernah bisa aku pahami.? ya memang sesungguhnya hidup hanya cerita .
tiba –tiba lampu ruangan itu menyala .
” ngapain kent ?” suara yang sudah cukup akrab aku kenal itu mengagetkan lamunanku. dia adalah orang yang paling berkuasa di kantor ini.
” eh ...ngggak pak ...cuma lagi pengen nulis aja ...”
” tidur !!besok lu kan harus jaga counter ...ngapain nulis...nulis kantor ini sekarang sudah jadi rumah makan ...sudah lu tidur besok kerja ....” ucapnya dengan bahasa elu ..lu gue
....aneh memang aku merasakan kantor ini seperti sarang manusia –manusia bar...bar...dudung office boy sebelum kantor ini jadi warung nasi masuk dengan petentang –petenteng dia memamerkan rokoknya , dia tahu aku tak punya duit sepeserpun untuk beli rokok mengenaskan bukan .
” ngapain , lu nonton bokep , lu ya !” ucapnya sambil menghembuskan asap rokoknya ke udara . aku hanya bisa melihat tingkahnya yang tengil dan menyebalkan. aku segera keluar dari ruangan itu mengambil karpet dan segera melingkarkan kakiku seperti anak kucing yang tersiram air . kurapatkan tanganku untuk menahan dingin agar aku bisa tidur pulas tiap kali
aku beranjak tidur aku merasakan perutku yang keroncongan . memang kantor itu sudah menjadi warung nasi tapi makan juga di awasi. kadang ingin sekali aku bisa pergi dari neraka ini , punya hak apa mereka menyiksaku memperkerjakan aku tanpa upah yang layak , betapa bodohnya aku , kenapa aku masih juga bertahan di tempat ini ... ayo kent kau bisa kau harus pergi ...aku menyemangati diriku sendiri. untuk apa kau ada di tempat gelap ini ....tak terasa airmataku merembes mengalir melewati bukit kecil dipipiku , oh tuhan betapa cengengnya aku... dan akhirnya aku kelelahan dan terlelap.
hari cerah ketika matahari bersinar hangat musik mengalun dari sound sistem mengalun pelan dari counter handpone yang sedari pagi aku jaga. seorang laki-laki gendut dengan perut buncit datang dengan sebuah note book di tanganya .
” minggir !!” ucapnya menyuruhku minggir . beberapa orang yang melihat lap top si bos segera mendekat ke konter . rupanya si bos sedang memamerkan filmnya yang nggak laku di stasiun tv itu .
” penulisnya kamu kent ?” ucap pak asman yang tiba –tiba sudah berada di tempat itu saat melihat di credit title yang terpampang di lcd itu . aku hanya tersenyum pahit. pak asman mencolekku dan membisikkan sesuatu padaku.
” di panggil pak syamsul tuh ?” tuturnya pelan agar tidak terdengar boss , saat si boss sedang terbang dengan sanjungan orang –orang awam yang melihat filmnya . aku kabur ke pos polisi.
” ikut , yuk ” ucap pak syamsul singkat. aku segera naik di belakang jok motornya .
” makan ?” kamu belum makan kan ?” aku hanya diam . dan motor itu berhenti di sebuah warung nasi di pinggiran rukan elit itu.
” kamu pesen aja , apa yang kamu suka ?”
” aku dapat beberapa tawaran ....” tuturku lemah
” tawaran ?”
” ya, aku di minta lagi untuk datang ke ph tempat pekerjaanku yang dulu, di pondok bambu .yang ke dua aku dapat tawaran di cimanggis management artis sebenarnya aku sudah muak kerja di dunia hiburan yang nggak jelas ....”
” ambil saja di cimanggis kent , kalau ada apa –apa deket sama kita ”
” aku masih trauma dengan yang disini, aku takut dunia hiburan kaya gitu , banyak ga jelasnya, banyak penjahatnya ” benakku melayang pada kejadian yang lampau di bina insan film, layar perak , red production , semuanya nggak jelas . di bina insan film naskahku tak terbayar
karena produsernya punya masalah dan di kejar-kejar sama investornya . trus di layar perak bossnya sakit suka menyiksa karyawanya secara psikis .sama dengan yang sekarang , dan di
red production naskahku di bajak . mungkin kalau nggak kuat saat ini aku sudah tidak ingin nulis lagi.tapi panggilan jiwa itu selalu datang. entahlah mungkin aku di lahirkan untuk bercerita , mungkin ? atau mungkin seumur hidupku aku akan jadi seniman yang terus –terusan miskin. aku tidak mengerti.dengan hidup ini.
” ya, di coba saja siapa tahu lebih baik ” tuturnya pak samsul.
” kok, cepet-cepet makanya ?” tanyanya
” takut di cariin boss...”
” biarin aja , orang bos kamu juga nggak gaji ini ...”
” kalau di pecat gimana ?”
” tenang saja ada kita ...ohya , kent, kamu bisa instalin komputer aku dengan photosop nggak ?”
” bisa pak , kebetulan aku ada photosop cs 3 ”
” ok, besok kalau dines di sini aku bawa ,ya laptopnya ” aku hanya mengangguk .

”casting ? kalau casting itu ngapain aja ?” suara pak jasmin mengagetkan lamunanku .
” ya, paling acting ...pura –pura ”
“ pura –pura ?”
“ ya, acting, kan pura –pura …jadi orang film itu pinter acting doang , banyak bohongnya …” ucapku emosi .
“ sama penulis kan juga pinter berbohong “ canda pak syamsul .
” tadi waktu saya lihat .kamu bawa tas besar memangnya mau pulang kemana ?” tutur pak puspo .
” saya juga nggak tahu , ada tawaran kerja di cimanggis tapi sebenarnya saya ragu masuk dunia entertainmen lagi cuma saya sudah nggak tahan begini terus ...”
” cimanggis deket sama kelapa dua , itu saja di coba ” tutur pak ranto.
” iya siapa tahu lebih baik ” sambung pak puspo .akhirnya hari itu juga satu persatu barang-barangku aku pindahin dari kantor ke pos polisi itu.
” nanti bareng pak tri aja , entar nginepnya di tempat saya ” tutur pak puspo .dan malam itu juga motor besar pak tri sudah penuh dengan barang-barangku. dan di belakang pak asman mengikuti dari belakang takut ada barang saya yang jatuh.sepanjang perjalanan tangan pak tri yang kekar meraba ke belakang memastikan ikatan pada tasku tidak putus.
” kent , kamu kejepit nggak ...”
” nggak kok ,pak nggak apa-apa ...” saat sampai di mako korps brimob polri aku dapat melihat penjagaan di pintu gerbang . sebelumnya aku tidak terpikir bahwa aku akan sampai di tempat ini.sampai di rumah pak puspo ketika aku mau tidurpun pak asman masih sms.
” kent , sudah tidur belum ? kalau belum aku kesana !” tulis pak asman dalam smsnya . ” pak asman sms pak ...” ucapku pada pak puspo.
” bilang , aja sudah malam besok aja ..”
” besok saja pak , pak pusponya juga sudah mau istirahat ...”
” ya, sudah kent, besok aku main kesana , entar kerumah, ya ”
” iya , pak terimakasih ” akhirnya malam itu aku tidur tenang di tempat pak puspo , dan esoknya satu persatu aku main ketempat bapak-bapak brimob itu. dari rumah pak syamsul, pak ranto sampai pak tri . satu persatu aku singgahi aku merasa punya keluarga disini mereka semua baik-baik entahlah sampai matipun mungkin aku tidak akan sanggup membalas semua kebaikan bapak –bapak brimob itu .
keesokan harinya baru pak puspo mengantar aku ke cimanggis. dengan naluri kebapakanya pak puspo membawakan barang –barangku satu tas besar berisi baju –baju,
satu koper naskah , cd –cd file dan satu dus lagi kertas –kertas dokumentku kedalam mobil sambil nyetir aku dengar pak puspo masih bicara dengan pak asman lewat hpnya.
” di perhatikan , ya, pak kasihan dia ...” sayup-sayup aku dengar suara pak asman dari handponya meskipun tidak pakai speakerphone .
” iya, lah pak jiwa raga kita kan demi kemanusiaan ” jawab pak puspo.mengutip semboyan brimob.dan ia terus bicara dengan pak asman lewat hpnya .
” pak , asman mau bicara ...” katanya , pak puspo memberikan handponya padaku .
” halo ...” ucapku bicara pada pak asman di seberang
assalamualaikum ,kent ...”
” waalaikumsallam ...pak asman ...”
gimana, kent ? sekarang ke cimanggis?”
” iya , pak ...”
” hati –hati ,ya kent ...kalau ada apa –apa ? sms ..”
” terimakasih , pak ?” tuhan betapa perhatiannya mereka padaku. akhirnya setelah tanya kesana kemari sampailah aku di sebuah rumah . pertama sampai rumah itu aku sudah bisa mencium aroma management dimana banyak anak –anak remaja yang merasa memiliki wajah yang lumayan dan bakat yang bermimpi ingin jadi terkenal ...sebenarnya aku sendiri sudah muak berada di dunia hiburan meski aku juga hanya actor di belakang panggung. meski mungkin tidak akan ada yang mengenalku meskipun film ftv atau sineteron itu tayang di tv. tidak akan ada yang akan mengenalku mereka –merekalah para pemain yang punya potensi terkenal. meski sesungguhnya skenario itu adalah jantung dari sebuah film .tapi kerap kali production hause tidak menghargai jerih payah seorang penulis .mereka maunya gratis dan menjadikan sang penulis hanya sebagai bola ping-pong yang bisa mereka mainkan kesana kemari. tapi entah kenapa akupun juga tidak bisa berhenti untuk tidak menulis . mungkin ini sudah panggilan jiwa aku sendiri juga tidak tahu.entah sudah berapa kali aku terjatuh . aku masih juga tetap hidup dan bangkit kembali . mungkin inilah yang di sebut orang sebagai keajaiban.
kantor yang sekarang aku tempati juga masih baru dan benar-benar baru bahkan di bilang masih merangkak , tapi bosnya pak wildan menjanjikan gaji umr nggak masalah buat aku . aku pikir aku bisa bekerja sambil nulis . dan pak wildan bilang semua urusan kantor dari bikin disain proposal dan semuanya aku yang ngurus , ok. bukan masalah buat aku yang terpenting semuanya jelas. tapi di dalam relung hatiku terdalam sesungguhnya aku masih ragu dengan kantor ini , di kantor ini tak ada satu komputerpun dan tiap kali aku mengerjakan tugas aku harus kewarnet itupun juga pakai duit sendiri.ya, aku masih punya duit yang di pinjemin dari pak puspo . dan sedikit demi sedikit duit itupun habis buat kewarnet , aku pikir duit itu akan pulang setelah habis bulan tapi dasar orang –orang ph itu memang bajingan aku masih bersabar karena ada proyek lain yang harus di kerjakan mungkin setelah proyek ftv untuk kabupaten itu bos yang hanya bermodal dengkul itu punya uang . tapi proyek itupun juga fiktif aku mulai tidak mengerti dengan semuanya. kembali bapak –bapak brimob itu yang harus aku repotkan . aku sering datang ketempat pak puspo untuk sekedar numpang hidup. kadang kalau pak puspo lagi dines aku nginep di rumah pak ranto. dengan senang hati bapak-bapak brimob itu menerimaku dengan kedua tangan terbuka , bahkan kalau aku nggak datang pak puspo suka sms dengan bahasa dan panggilan akrab ” katro ”.
” tro, kerumah ...” dan tanpa basa-basipun aku langsung datang bahkan biar lebih cepet pak puspo memberiku sepeda untuk aku pakai .
” kalau ada apa-apa langsung saja kesini ,mau makan mandi , tidur terserah anggap saja rumah sendiri nggak usah pekewuh , aku sudah kasih pengertian sama istriku ... nanti kalau nggak dines aku antar kamu ke ph ...” dan setiap pak puspo sedang tidak dines dengan senang hati ia mengantarkanku untuk menawarkan sinopsis ke production hause .
kent , memangnya di jakarta ini kamu tidak punya siapa –siapa ?” saat kami melaju diatas dua roda.
” nggak pak , kalau saya punya saudara disini mungkin dalam keadaan seperti ini saya tidak merepotkan bapak ...”
” jadi di jakarta ini kamu sendiri ?”
” iya, pak ...”
” gimana dulunya kamu bisa ke jakarta ini ?”
” ceritanya panjang pak !” ucapku agak kencang soalnya motor yang melaju membuat suaraku tidak terdengar di telan angin.akhirnya motor pak puspo berhenti di sebuah warung makan .
” sebelum kerja itu harus makan dulu, tro ...”
” pak, kapan saya bisa membalas semua budi baik bapak ?” tuturku ketika kami berada di rumah makan .
” kalau kamu sudah , kaya kent ...”
” kapan saya bisa kaya , pak apa ada jadi penulis bisa kaya ?”
” belum kent, mungkin gusti allah belum mempercayakan kamu untuk punya uang , kalau kamu punya uang terus kamunya belum siap kan nanti kamu malah lepas kontrol..” aku menatap laki-laki di depanku itu wajahnya tampak teduh mendamaikan . beda sekali dengan anggapan orang tentang seorang polisi yang katanya seram itu . sama sekali aku tidak menemukan kesan seram pada bapak-bapak brimob yang aku temui semuanya hangat dan bersahabat . dan aku begitu terharu dengan penuturan pak puspo , sama sekali dia tidak
mengharapkan apapun dariku , dengan ikhlas dia bersedia mengantarku ke production hause untuk mengantar sinopsis yang belum tentu laku itu.
kent, entar kalau naskah kamu lolos benerin mobil katrok itu , ya?” candanya aku tahu pak puspo tidak serius dengan yang diucapkanya dia hanya memberiku semangat agar aku tidak gampang menyerah , tapi seandainya aku bisa mewujudkan itu . tentu betapa senangnya dia . begitu juga dengan aku mungkin aku akan lebih bahagia jika aku bisa benerin
mobil tuanya pak puspo itu . bukan apa –apa aku hanya ingin melakukan sesuatu untuk seorang bapak yang tidak pernah aku miliki . apa salahnya jika aku melakukan untuk pak puspo toh , ayahku tidak menginginkan aku , apa salahnya aku melakukan untuknya , untuk orang yang sudah tulus menolongku , untuk laki-laki yang usianya jauh diatasku. tanpa sadar aku menatapnya .
ada apa kent ? kok gitu ngelihatnya ...”
” ah...enggak maaf ...” seandainya aku bisa ? seandainya skrip ini ada yang lolos .
” sekarang mau diantar kemana kamu?”
” bagaimana kalau kita sebarin aja sinopsis ini ke ph ..ph siapa tahu satu diantara sepuluh ph ada yang tertarik ...”
” kemanapun kamu mau saya antar ...”
” pak? kenapa bapak baik sekali sama saya ?”
” sudahlah kent , jangan pikirkan itu ? mumpung ada yang mengantarmu berusaha manfaatkan itu ? ”
” iya , pak terimakasih”
” sudah berapa kali kamu bilang terimakasih sama saya kent , biasa saja lah ...” handponku berbunyi sebuah sms .
selamat siang , kent..lagi di mana coba ke salsa picture temui pak rian jangan lupa bawa naskah –naskah kamu ...”
” dari siapa kent ?”
” pak nadi...saya di minta ke telaga picture di sana lagi butuh skrip.”
” ya, sudah sekarang kita meluncur kesana saja , gimana ?”
” ok... mudah –mudahan yang ini berhasil. pak ”
” amin...” setelah makan siang aku dan pak puspo segera melaju ke salsa picture. di lihat dari kantornya sesungguhnya aku nggak yakin , aku takut ini akan gagal dan akan mengecewakan orang yang mengantarku , aku nggak yakin ph ini mau membayar naskah dengan benar pengalaman yang sudah –sudah telah mengajarkanku untuk selektif dan hati –hati . bukanya aku berorientasi pada uang tapi siapa sih yang nggak butuh uang , memang uang bukan segalanya tapi segala sesuatu butuh uang jadi nggak ada salahnya hal seperti ini juga harus di pertimbangkan di awal. ya, sekarang ini aku juga menderita karena tidak di bayar . aku tidak ingin pengalaman yang lalu terulang lagi.
” pak , bapak yakin?” tanyaku pada pak puspo .
” yang tahu kan kamu kent?”
” silahkan masuk ” ucap seorang perempuan setengah tua dengan lipstick tebal dan celana jeans pendek yang hampir menyentuh pangkal pahanya . aku kenal betul dengan perempuan ini . perempuan ini suka mondar-mandir di lokasi syuting ya, di lokasi syuting dia di panggil dengan sebutan bunda sasha. ya, orang ini juga pernah ikut main dalam ftv hitam & putih yang pernah aku tulis, ternyata dunia film itu sempit , ya sempit . sekali kita bikin kesalahan kita akan ke ciri , tapi kerap kali banyak production hause gurem tidak menghargai seorang penulis. mereka main bajak , main jiplak dan banyak alasan biar nggak bayar penulis. mereka tidak berpikir bahwa penulis juga manusia yang butuh makan , butuh mandi butuh beli sabun, mereka tidak berpikir bahwa untuk menghasilkan karya itu juga harus begadang.
” kok, bunda sasha ada disini...” sapaku
” yah, dimana sajalah kent...gimana dengan nusa persada sinema ?”
” kalau jelas , saya nggak mungkin kesinilah bunda ...”
” oh, iya mau ketemu siapa ?”
” pak riannya ada ?”
ada ... sebentar ” bunda susan masuk kedalam sebentar kemudian sudah keluar.
” tunggu sebentar lagi ada tamu ...” katanya
” lama nggak bunda ?”
” nggak kayaknya , tamunya sih dari tadi ?... walah kent ...punya temen kok, nggak di kenalin ...” si bunda sasha mengedipkan matanya pada pak puspo ...wakakak.. aku rasanya pengen ketawa , tapi aku tahan ...dengan santainya bunda sasha duduk diantara kami padahal pahanya kemana – mana ... walah...walah....
” siapa namanya kent?”
” tanya sendiri dong bunda ...” si bunda sasha mengulurkan tanganya .
” sasha ...”
” puspo ” nggak berapa lama mereka sudah akrab , sementara aku sudah masuk kedalam ruangan pak rian . di dalam ruangan itu hanya ada satu komputer . tak ada poster film dalam ruangan itu .menandakan bahwa ph itu memang baru , mungkin juga belum produksi , namun remaja yang datang untuk casting sudah wara-wiri ...
” bagaimana hasilnya kent?” tanya pak puspo ketika kami sudah ada di warung saat istirahat sembari ngopi .
” mereka minta skrip untuk layar lebar ...buged belum ketahuan , besok kita datang lagi untu nego , harga sama bosnya ...kira –kira berapa pak ya, untuk naskah layar lebar ...kita jangan pasang harga tinggi-tinggi lagian ph itu kayaknya juga masih baru. ...”
” yang tahu harga pekerjaan kamu kan , kamu sendiri kent...”
” kalau ftv kemaren 3,5. kita pasang aja 7.jt , gimana ?”
” ya, kita lebihin lah pokoknya mentoknya 7.gitu kent , jangan pasang harga tujuh entar jatuhnya turun...”
” ok, deh pak . bapak manager –in ya...”
” ok, deh , kent?” sejak itu hubungan emosi antara aku dan pak puspo semakin erat saja maklumlah aku yang di tinggal kawin bapakku sejak kecil membuat aku merasa nyaman dekat dengan pak puspo.
” pak, sebenarnya saya masih ragu dengan ph itu...”
”sudah, kerjain saja dulu ini proyek pertama kamu setelah kamu lepas dari nusa persada sinema ...”
” bapak yakin?” tanyaku pak puspo mengangguk ,sementara hatiku bilang tidak . tapi aku tetap akan aku kerjakan order ini , aku tidak ingin mengecewakan pak puspo yang sudah susah payah mengantarku.
” tapi, pak. aku kerjain dimana ?”
” ya, di rumah, ntar komputer aku angkat kedepan ...berapa lama bisa kamu kerjain ? ”
” ok, pak? mungkin tiga minggu , deadlinenya sih sebulan. ”
kent, sebenarnya sebelum kerja di nusa persada film kamu kerja dimana ?”
” di majalah , pak ”
” sudah lama kamu di jakarta ?”
” yah, sudah dua tahun yang lalu ...waktu itu...” aku mulai cerita saat aku kerja di majalah , di majalah secara finansial aku tidak pernah merasa kekurangan.tapi ada satu hal aneh yang terjadi dengan tulisan yang aku buat .setiap kali aku membuat tulisan fiksi , tulisan itu selalu terjadi dalam kehidupan nyata orang –orang di kantor. aku sendiri juga tidak mengerti ,
sejak saat itu aku dianggap memiliki keajaiban.aku hanya orang biasa dan aku juga bukan paranormal atau malaikat . tapi aku sendiri tidak tahu setiap apa yang keluar dari imajinasiku waktu itu terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya .
” itu mukzizat kent” tutur pak puspo setelah mendengar sedikit ceritaku .
” mukzizat itu hanya untuk ,nabi pak... aku hanya orang biasa bahkan untuk makan saja aku masih numpang sama bapak .”
” bukan mukzizat apa ya, istilahnya ...mungkin lebih tepat anugerah .”
” bukan...bukan anugerah sebenarnya ,kalau anugerah seharusnya bisa bermanfaat untuk kebaikan semua , tapi?”
” tapi apa ?”
” waktu itu aku baru saja melihat tulisan fiksiku yang di muat bersambung pada halaman majalah itu tidak berapa lama terjadi ribut- ribut di kantor. banyak orang membicarakan tulisanku , aku pikir biasa ngomongin tulisan. tapi ini masalahnya lain menurut mereka apa yang dialami resepsionis itu terjadi .sama seperti yang aku tulis di majalah misteri itu ...”
” memangnya kamu menulis apa ?”
” cuma cerpen biasa , klise . aku menulisnya hanya untuk memenuhi deadline saja dan awalnya aku juga tidak percaya kalau apa yang aku tulis terjadi pada orang –orang di sekitarku namun beberapa kali itu memang terjadi. aku sendiri tidak mengerti dan terus untuk mencoba tidak percaya meski banyak orang bilang: ajaib , menakjubkan , dan bahkan ada yang bilang aku memiliki indra keenam , aku sih hanya ketawa aja , dan ketika malam aku tertidur aku bermimpi dan menuliskan apa yang aku alami dalam mimpi dan entah kenapa cerita berdasarkan mimpi itu terjadi pada pimpinan perusahaan itu dan aku dianggap telah mencampuri kehidupan orang , padahal sebelumnya sama sekali aku tidak pernah tahu kehidupan pimpinan perusahaan itu ...yah, karena itulah akhirnya aku harus mengundurkan diri...”
” menyedihkan , ya...” aku hanya tersenyum pahit.
” sudah sore , nih kent. pulang yuk...” setelah membayar kopi dan beberapa kue yang telah kami makan, kami kembali melaju dengan motor besarnya pak puspo.
” besok bapak dines?” tanyaku ketika kami sudah melaju diatas motor.
” iya , tapi di kantor , besok mau diantar lagi...”
” besok kan di minta datang lagi, pak ?”
” ok, besok istirahat siang aku antar kamu , kekantor . trus ntar sore aku jemput gimana ? ”
” ngrepotin nggak pak?”
” walah, kent sudah berapa kali aku bilang sama kamu...dulu ada pemuda pengangguran saya tampung di rumah ...mau makan tidur terserah ...meski sekarang mereka menyerah dan pulang kampung dan tidak ada timbal baliknya buat saya ,sama sekali nggak masalah .apalagi kamu yang memiliki banyak bakat...saya kasihan sama kamu kalau bakat kamu tidak bisa tersalurkan....saya janji saya akan antarkan kamu sampai kamu sukses,ok!”
” ’makasih pak, bapak juga jangan kapok , ya. sebelum saya bisa membalas semua budi baik yang pernah bapak lakukan untuk saya ...”
kent,sekarang kamu pikirin kamu aja dulu, gimana kedepannya kamu , jangan mikirin balas budi ...memangnya kamu nggak punya saudara , ya. di jakarta..” aku terdiam tiap kali pak puspo menanyakan itu ...sebenarnya ,tujuan pertamaku datang kejakarta adalah untuk menemui ayahku. aku menang pernah menemuinya , tapi aku tidak bisa memiliki dan membawa ayahku kembali pada ibuku.
” sudah berapa lama kamu nggak pulang kampung?” aku masih diam ...
” kamu denger ..nggak ?”
” apa ..pak ?”
” ya, ampun...dasar katrok...”
” pak entar tidur di rumah bapak, ya?”
” boleh... tapi tidurnya di depan.” candanya. akhirnya aku sampai juga di rumah dinas pak puspo, yang langsung di sambut oleh istri dan anak-anaknya. aku suka sekali sama pito , anak pak puspo yang paling kecil . yang baru belajar jalan. seandainya bisa pengen saya bisa kembali ke masa kecil dulu, ingin rasanya aku lahir pada keluarga yang tidak sama , pada keluarga yang harmonis penuh cinta dan kasih sayang seperti ke luarga pak puspo ini, kontras sekali jika di bandingkan dengan keluargaku . aku di lahirkan tanpa seorang ayah , orang bilang ayahku telah meninggal sebelum aku lahir, tak ada barang wasiatpun yang di tinggalkan ayahku untukku. sampai akhirnya dari album foto yang di simpan ibu , aku menemukan sebuah
nama dan alamat di jakarta dan hanya berbekal alamat itulah aku mencari ayahku ke jakarta , tapi karena status ayahku yang sudah tidak sendiri. aku harus menerima kenyataan pahit bahwa aku tidak di terima seutuhnya oleh ayahku, sekarang ini aku hanya ingin melupakanya , ya melupakan ayahku , namun lubang di hati yang di tinggalkan ayahku masih menganga dan sejak bertemu dengan pak puspo lubang menganga yang di tinggalkan ayahku sedikit –demi sedikit tertutup oleh , oleh ketulusan dan kasih sayang seorang bapak dan pengorbananya yang tanpa pamrih yang di berikan pak puspo padaku. dan di relung hatiku yang terdalam aku janji aku tidak ingin mengecewakanya aku harus berhasil. aku harus bisa melakukan sesuatu untuknya . dan aku harus jadi sesuatu apapaun itu aku ingin bisa berarti untuknya . untuk orang yang telah mensuport aku...tangan pito yang kecil menyentuh kakiku membangunkan aku dari lamunan , ternyata aku sedang duduk di sova dan tak sadar si pito kecil ini merangkak padaku seolah wajahnya yang polos dan lucu itu seperti bilang bilang ’kok, oom, ngelamun , sih ?”’ kuraih tubuh mungil pito dan aku menggendongnya si pito kecil tertawa-tawa dalam pelukanku seolah ingin menghiburku dan jauh di relung hati aku menemukan kedamaian, kedamaian yang kutemukan dari malaikat kecil dalam gendonganku ini...
kent, makan dulu ..” tutur ibu istrinya pak puspo lembut .
” turunin aja si pito biar latihan jalan...” sambungnya ...
” iya, bu, makasih , nanti saja ” aku masih menggendong dan becanda dengan pito. sementara pak puspo istirahat di kamarnya mungkin kecapean. sore seusai maghrib aku pergi aku dan pak puspo. pergi ke warnet untuk ngeprint sinopsis dan buka e_mail.di luar hujan mengguyur.
” hujan kent,kita ngopi –ngopi dulu di sini .” aku dan pak puspo turun kelantai bawah di lantai bawah warnet itu ada sebuah coffeshop dan pak puspo segera memesan satu kopi moka untuknya dan satu lagi kopi susu untukku ,dengan di temani kue coklat pisang sembari menunggu hujan reda.
kent ,coba kamu ceritakan pengalaman –pengalaman kamu selama kamu bekerja di film?” film dunia glamaur itu selalu menarik untuk di bahas siapapun, karena itulah infotainment laris manis , memang banyak orang yang mereguk kesuksesan dari dunia semu yang melelahkan itu, kenapa aku bilang semu karena selama ini aku menemukan ketidak jelasan dari dunia hiburan yang akrab di sebut dengan film.aku merasa hidup di film itu seperti di rimba yang hukumnya siapa yang kuat dialah yang menang dan mungkin aku adalah salah satu diantara orang –orang yang terinjak kalah, yang dijadikan alas kaki para penjahat-penjahat film...”
kent , kok malah nlamun?” tepukan tangan pak puspo di pundakku membangunkan lamuananku.
” eh, maaf pak ...” pak puspo meraih cangkirnya dan aku mulai cerita .
” mungkin bapak tidak akan percaya bahwa orang yang duduk di depan bapak ini penulis asli layar lebar bintang di langit tergelap yang masih tayang di bioskop itu, waktu itu aku bekerja untuk red production dan bu septy istri yang punya production hause itu adalah penulis skenario besar , mungkin sudah puluhan skrip layar lebar yang pernah ia kerjakan dan ratusan sineteron ftv , tapi sesungguhnya itu bukan karya dia...”
” bukan karya dia ? maksud kamu?” pak puspo memotong .
” bu septy mengumpulkan penulis –penulis muda untuk jadi co writter , tapi sesungguhnya dia tidak melakukan apa –apa dan hanya memberi sedikit pengarahan. dan mengambil salah satu skrip terbaik dari co writernya untuk di buat film atau di jual ke ph lain atas nama dia, tapi setidaknya itu lebih baik, karena dia mau membayar penulisnya meski namanya tidak tercantum pada credit title film itu... ”
” lalu kenapa kamu keluar dari ph itu kalau ph itu membayar kamu dengan benar ...”
” hati nurani saya yang tidak terima , sakit rasanya melihat film yang di tonton orang banyak, tapi di credit tittle nama saya tidak tercantum padahal itu skrip saya , hasil buah dari renungan dan pemikiran saya....”
” kasihan sekali kamu , kent kamu sesungguhnya orang yang hebat , tapi hidup telah melukai kamu ...tapi aku salut kamu nggak putus asa ...”
” itu sesungguhnya belum apa –apa di bandingkan penderitaanku atas siksaan psikis oleh pak darmanto suami dari ibu septy...”
” siksaan psikis maksud kamu ?”
” semua orang yang pernah bekerja dengan pak darmanto , menganggap pak darmanto jahat , setiap crew film yang di pekerjakanya selalu merasa di persulit, merasa di bohongi dan bayaranya susah keluar ,bahkan ada seorang crew film yang bilang begini ke saya ’ mending , jualan teh botol di blok –m ...karuan dapet duitnya syuting ..syuting tai kucing , nggak ada duitnya ’...” aku menirukan art director yang putus asa waktu itu kemudian aku melanjutkan ceritaku kembali dan pak puspo dengan khidmad mendengarkanku.
” mungkin banyak orang melihat kesan glamaour dunia film dari layar kaca sesungguhnya itu hanya fatamorgana , semu ...dan saya percaya hanya sebagian orang saja yang bisa benar –benar menikmatinya tapi sesungguhnya sebagian besar dari mereka hidupnya tragis, apalagi ph,ph kecil yang mempermainkan karyawanya , paling hanya para pemain yang sudah terkenal yang bisa hidup enak , dan itupun saya rasa juga tidak menjamin ,karena privasi mereka telah jadi milik publik dan akan muncul masalah –masalah seperti yang sering di gembar-gemborkan di infotainment...”
” lalu kenapa kamu terjun ke dunia film?”
” sesungguhnya aku sama sekali tidak punya keinginan untuk populer atau terkenal , aku hanya ingin bisa mengembangkan apa yang di karuniakan tuhan padaku , sesungguhnya aku tidak peduli aku akan menulis atau mendisain di dunia mana , entah itu di koran majalah atau dimana saja yang penting aku bekerja pada bakat yang telah di anugerahkan tuhan padaku , dan kebetulan aku jatuh di film , dunia yang membingungkan ini? .....”
” kamu, saya kasih modal aja kent, untuk buka usaha ,gimana?”
” tapi aku juga tidak bisa berhenti menulis...”
” kalau kamu sudah mandiri, baru kamu menulis...”
” jangan pak ini akan malah merepotkan bapak ? iya kalau saya berhasil. kalau tidak,gimana?”
” tapi semua kan ,harus di coba dulu, ken.”
”aku tidak berani mengambil resiko, pak.dan lagian aku juga tidak memiliki jiwa bisnis...”
” waduh , kent kayak usaha gede aja pakai jiwa bisnis ...”
” eh, kent ...usaha warnet gini modalnya gede , nggak kent ?”
” kalau untuk ukuran kantong aku sih , pasti gede lah , tapi kalau buat ukuran bapak mungkin nggak , yah lumayan juga sih pak semakin banyak komputer semakin gede untungnya.”
” kent, waktu pertama melihat kamu , aku tidak menyangka orang sekatrok kamu itu , ternyata pinter punya banyak bakat : bisa nulis, disain ,ilustrasi, ngedit film , ibarat handpone kamu itu handpone yang di lengkapi macam –macam fitur ada radio , kamera mp3 / mp4, mms gprs pokoknya semuanya ada multimedia-lah dengan ukuran yang good size tapi juga good price ...hehe...”
” handpone merek cina hehe..” candaku
” merek cina ? ”
” merek cina kan harganya murah bahkan pernah aku tidak menerima bayaran sama sekali..hahaha..” aku mentertawakan diriku sendiri...mentertawakan perjalanan hidupku yang menyesakkan .
” belum kali kent, aku yakin satu saat kamu bakal besar , dan aku akan selalu mengkawal kamu , kan keren orang jelek kayak kamu gini di kawal orang ganteng seperti saya, kent.” candanya , aku hanya tersenyum ,tanpa sadar aku menatap wajah laki-laki di depanku itu laki-laki asli jawa itu memiliki tinggi diatas rata –rata , berbadan tegap dengan dada yang bidang diatas bibir laki-laki itu dihiasi kumis yang selalu dicukur hingga terlihat membiru, di wajah gagahnya tepatnya di kening laki-laki itu ada bekas luka , bekas luka itu adalah saksi sejarah tragedi tsunami aceh waktu itu , pak puspo adalah satu diantara ratusan brimob yang selamat dalam tragedi tsunami itu . ya, mungkin tuhan menyelamatkanya agar ia menyelamatkan orang-orang lemah seperti aku .aku bisa melihat di kedalaman jiwanya lewat matanya ,ada keikhlasan dan kekayaan bathin yang tersimpan di balik phisiknya yang gagah itu.







aku sudah berada di ruangan pak rian di kantor salsa film , sementara pak puspo menungguku di lobi. di ruangan itu ada tiga orang selain aku pak rian , pak yohan satu lagi aku tidak kenal.
” aku mau film ini kayak genre-nya remaja kayak film realita cinta rock and roll atau catatan akhir sekolahnya hanung brahmantyo ....jadi dialog di film layar lebar yang akan kita buat nanti aku pengenya apa adanya remaja sekarang ini .jadi sah-sah saja kalau dialog dalam film itu nanti kasar semacam: anjing, ngent*****t atau ada adegan yang mengacungkan jari tengah sekalipun ” terang pak rian yang udah kayak sutradara kondang itu padahal filmnya aja baru satu yang judulnya sok gaul please deh gue udah gede ...dan itupun juga nggak tayang.
” ok, kita ftv nya udah ada please deh gue udah gede dan saya mau versi layar lebarnya judulnya sama , kamu tahu kan bedanya naskah buat sineteron , ftv dan layar lebar ?” sambung pak yohan . saya hanya mengi iyakan saja apapun yang mereka inginkan , yah. sebagai penulis saya juga nggak boleh terlalu idealis, saya akan ikuti keinginan mereka . ya, istilahnya psk-lah pekerja seni komersil hehehe....
” oh,ya. mengenai harga gimana ?’” tanya pak rian .
” saya pernah di minta untuk menulis naskah serupa tapi posisi saya saat itu co writter ...ya , saat itu saya cuma co writter dan saya hanya menulis 30 % saat itu saya dapat 7 jt...” ucapku berbohong padahal yang aku dapat tidak ada setengahnya.
” jadi ?” kata pak yohan.
” jadi kita samain aja , pak ..yah. buat harga perkenalan ” pak rian langsung mengiyakan dengan harga di bawah standard yang saya tawarkan.
” tapi begini mas kent ...” tutur pak yohan .
” kira –kira berapa lama mas kent bisa menyelesaikan naskah itu ?”
” untuk naskah layar lebar saya butuh waktu kurang lebih sebulanlah pak.”
” ok, sebulan. ya ..” aku hanya mengangguk. . aku keluar dari ruangan pak rian dengan langkah pasti.
bagaimana negonya , kent?” tanya pak puspo yang langsung menyambutku .
” dapet tujuh ...jadi kapan aku mulai ngerjain skripnya , pak ?”
” ya, pulang dari sini , kamu bisa langsung ngetik di rumah , nanti biar ceritanya bagus kamu boleh broswing di warnet nanti aku kasih duit dan pegangan buat kamu ke warnet.gimana ?” pak puspo tersenyum menatapku dengan penuh harapan , dan akupun tidak ingin mengecewakan harapan yang terbersit dari binar matanya itu, aku harus bisa aku harus menyelesaikanya sebelum jatuh deadline.
” ok, siap . pak saya akan kerjakan segera ..” candaku dengan gaya militer. pak puspo meninjuku pelan. tinju persahabatan. malam ketika semua orang sudah terlelap dengan mimpinya jari –jariku masih menari diatas keyboard. aku mengerjakannya di rumah pak puspo , di warnet , di jalan saat ada ide aku menuangkanya dengan spidol dan secarik kertas, tidak peduli itu lagi di angkot , halte, busway atau dimana saja , bagiku menulis bisa aku lakukan dimana saja , dan karena menulis adalah dapurku , aku melakukan bukan berdasarkan mood , aku bukan seorang yang moody , yang bekerja mengandalkan mood .karena menulis adalah rutinitasku tanganku tidak akan tahan jika belum berputar menari diatas tombol-tombol keyboard atau menari memainkan pena . sesungguhnya aku juga suka menggambar dulunya aku adalah pecinta komik kata orang aku jago membuat karakter komik dari komik jepang yang gambarnya distorsi , sampai komik amerika gaya marvel dc .aku bisa mengikutinya bahkan kegemaranku yang satu ini sempat mendapatkan penghargaan dari majalah animasi dan game . hebat bukan tapi tetep saja aku gembel , sebenarnya aku tidak ingin terjun di neraka bernama seni ini, tapi entah kenapa bakat tak berguna ini menyertai jalan hidupku yang kian hari kian tak menentu. banyak orang bilang gambarku bagus, banyak yang bilang desainku , menakjubkan . banyak yang bilang juga tulisanku menarik . tapi aku dapat apa dari bakat-bakat sialan ini . hanya tipu muslihat ...sesungguhnya aku sudah lelah aku ingin menepi aku ingin bersandar tapi tak satupun dermaga yang bisa aku jadikan tempat berlabuh. tetap saja aku berada di dunia semu yang melelahkan dunia mafia , penjiplak ,penipu yang hanya memanfaatkan aku tanpa membayar sepeserpun ...sepanjang hidupku hanya frustasi kemiskinan dan keputus asaan yang mengiringi jalanku . coba bayangkan bagaimana rasanya jika film yang kau tulis tayang tapi kamu tidak mendapatkan apapun , coba bayangkan jika karyamu dinikmati banyak orang tapi bukan atas namamu , coba bayangkan kau bekerja lebih dari dua belas jam tapi kau tidak mendapatkan hakmu dan coba bayangkan bagaimana jika kau jadi aku.
hampir setiap hari selain menulis di rumah pak puspo aku ke warnet entah sudah berapa uang pak puspo yang aku pakai broswing dan nulis di warnet sampai pagi tiap malamnya . dan dalam dua minggu kurang dua hari skenario seratus scene berjudul plese, deh gue udah gede itu sudah jadi satu bundel jild rapi plus cover yang aku disain dengan pothosop dengan model foto remaja yang aku dapat dari friendster orang yang aku pikir menarik.
siang itu kembali aku dan pak puspo datang ke ph salsa picture. untuk memberikan skrip yang sudah jadi.
” luar biasa , cepat sekali ...” ucap pak rian
” tapi kita baca dulu , ya ...” sambung pak yohan , sambil membolak –balik isi naskah tersebut .
” mengenai pembayaran bagaimana , pak ?” ucapku tegas , aku tidak ingin lagi di permainkan seperti kejadian yang sudah – sudah. aku bisa melihat kebingungan di wajah pak rian dan pak yohan. kemudian mereka membawaku keruangannya meninggalkan pak puspo sendiri.
kan sudah saya bilang mas kent . kalau proyek ini menunggu dari pengiklan . tapi mas kent tenang saja kami punya itikad baik disini . mas kent jangan takut ...kalau film yang mas kent tulis ini jadi dan tayang di bioskop 21 atau blitz megaplek naskah mas kent pasti terbayar .
” maksud bapak ?” mereka tampak bingung .
” jadi sebelum film ini tayang saya tidak mendapatkan apa –apa bahkan dp sekalipun ?” sambungku aku hanya manusia biasa akupun juga sedikit gerah dengan segala permainan mereka aku mulai mencium hal yang tidak beres dengan apa yang mereka ucapkan . biasanya untuk naskah skenario setahuku di production hause normalnya. production hause akan membayar 20 % sebelum skrip di kerjakan 40 % ½ dari skenario selesai dan 40 % sisanya setelah proyek selesai di kerjakan. tapi bodohnya aku yang tidak menandatangani kontrak saat pertama datang ke production hause busuk ini . sebenarnya bukan aku tidak menanyakan kontrak tapi orang –orang seperti mereka itu biasanya paling pinter mengalihkan pembicaraan . dan untuk menunggu film tayang itu nggak tahu sampai berapa bulan , dan lagi untuk ukuran ph seperti salsa picture sepertinya berat untuk bisa masuk layar lebar. biasanya production hause kelas gurem gini penjahatnya lebih banyak dibandingkan malaikatnya.yang aku pikirkan adalah bagaimana aku bisa membalas budi pada orang –orang yang pernah berbuat baik padaku. aku hanya tidak ingin mengecewakan pak puspo yang sudah mengantarku.
benar apa yang aku duga pak wildan tidak bisa mengelola kantor barunya , proyek daerah yang di tanganinyapun menghadapi masalah . saya pikir pak wildan buka kantor tuh cuma buat , sok-sok-an saja . biar jadi omongan di lokasi syuting mengingat pekerjaan pak wildan sebelumnya seorang talent management. biasa kalau orang –orang yang bekerja di dunia entertainment itu suka aneh –aneh dan sok , ngartis , trus suka cari –cari sensasi , dari cimanggis akupun di bawa lagi ke ciputat di tempat sutradara sekaligus penulis juga untuk meneruskan script yang proyeknya belum jelas itu dan lagi pak puspo juga yang harus saya repotkan untuk mengantarkanku ke ciputat . awalnya aku di terima baik oleh keluarga . tiap hari kerjaku hanya membuat desain dan nulis.
” sudah berapa lama kamu di sekap di cimanggis, kent .?” aku hanya tersenyum pahit mendengar lontaran pertanyaan itu, semua orang tahu aku terlantar di cimanggis , saat di tinggal hunting lokasi ke daerah , tanpa di kasih pegangan sepeserpun. padahal skrip yang aku kerjakan sudah lima puluh % jadi.
” sekarang , lu, disini . mau belajar membuat cerita tinggal pilih disini banyak dvd , mau baca tuh , perpustakaan saya . tinggal pilih mau buku apa ?” sambung derryl yang katanya sutradara muda itu . tapi selama ini , saya tidak pernah melihat karya –karyanya di media tv . atau layar lebar . tapi kalau di perhatikan dari penampilannya yang seniman banget dengan wajah kusut kurang tidur dan rambut acak –acakan . deryl ini sepertinya seniman yang idealis, dan denger –denger dia penulis juga . tapi aku tidak tahu siapa dia sebenarnya , tapi dari pandangan pertama aku sudah bisa menebak siapa deryl , kelelahan di bawah matanya, dan tubuh mudanya yang rapuh tak terurus. sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dalam jiwa si deryl dari sikap dan cara bicaranya sepertinya bagian dalam dari si deryl ini sudah korslet.ya. bagian dalam dari sutradara muda inipun juga remuk sama halnya seperti yang pernah aku alami. aku pernah mendengar cerita deryl dari si ve. kalau deryl tuh, dulunya penulis . trus yang aku dengar lap topnya dan semua datanya hilang di curi orang. dari situ dia stress , hopeles bahkan sempat trauma dan tidak gampang percaya dengan orang lain. mungkin deryl menerimaku di sini karena dia tahu aku pernah mengalami hal yang sama dengan kasus yang berbeda. kalau deryl laptopnya di curi, aku banyak menulis tulisanku di pakai syuting tapi nggak di bayar. di lempar sana – sini nggak jelas seperti saat ini.aku di lempar di rumah deryl. pertama kenal deryl aku biasa saja meskipun. penampilanya agak eksentrik. namun lama –lama tingkahnya aku perhatikan menjadi lain. sehari –hari pekerjaan deryl hanya nonton video –video yang memenangkan banyak penghargaan seperti forest gump , iam sam , dan film –film yang memenangkan festival. mungkin perilaku dan tingkah lakunyapun sudah di racuni oleh film –film yang di tontonya.kerap kali deryl menjadi aneh kadang tertawa , dan sedih sendiri di depan layar tv atau lcd laptopnya. setiap malam waktunya cuma di habiskan untuk nonton film . dan saat pagi datang justru deril terkapar di sofa di nina bobokkan oleh sinar matahari yang menyeruak dari jendela yang di buka lebar di lantai atas itu. itu belum apa –apa, aku rasakan beberapa hari tinggal di rumahnya , aku lihat deryl suka telepon dengan seseorang dan tak segan –segan ia suka mengencangkan volume teleponya dengan speaker phone. aku mulai menebak siapa yang bicara dengan deryl. salah jika kau menebak bahwa yang bicara dengan deryl itu cewek , atau mungkin pacarnya. tidak juga , dia bukan cewek . lalu siapa ? kalau bukan cewek berarti yang suka telepon- telepon-nan sama deryl cowok , dong ! benar sekali tapi deryl bukan homo , mungkin jomblo haha... karena selama ini yang aku lihat deryl tidak pernah berhubungan atau menelepon cewek spesial , bahkan teman –temannya yang datangpun aku lihat tidak ada yang di istimewakan , paling temen –temen yang datang itu orang –orang teater dan orang film yang nyentrik dan sok ngartis itu , membosankan! lalu siapa yang menelepon deryl ? seperti yang pernah sering aku dengar orang yang sering bicara dengan telepon itu adalah guru spiritual –deryl. dan dengar –dengar guru spiritual deryl itu dari padepokan kayu jati atau kayu cendana aku nggak ngerti, karena aku memang nggak pernah ingin tahu dengan hal –hal yang berbau klenik dan kalau tidak hati –hati bisa merusak iman kata bang roma irama hehe...( maaf, ya bang roma ). tapi akhir –akhir ini sikap deryl mulai aneh padaku . aku suka duduk di teras di ruangan atas itu , di bawah tanaman dan bunga –bunga itu membuatku sedikit nyaman.
” kenapa sih , lu ? aku perhatikan bengong aja ?” tanya deryl yang entah kapan sudah ada di tempat itu.
” gue bingung ...”
” bingung kenapa , sih ?”
” ya, bingung aja sebenarnya proyek ini jelas , ga sih ?”
” ya, sudah kamu terusin aja dulu skripnya .”
” terusin gimana , kalau ga jadi syuting siapa yang tanggung jawab?”
” ya, pak wildan-lah kamu kan karyawannya pak wildan. ..”
” lalu untuk apa saya di sini ...”
” lu, tuh ,di sini biar tenang bisa nerusin skrip.”
” ngapain jauh –jauh kesini di cimanggis kan juga bisa tenang.”
” sebenarnya kamu itu masih shock, kent ? naskah kamu banyak di bajak , di pakai syuting ga di bayar. asal lu , tahu kent.kejadian yang kamu alami itu itu pernah saya alami lima tahun yang lalu , ini proses, ini baru sejentik jari di bandingkan kekecewaan –kekecewaan yang pernah saya alami . coba kau bayangkan dokument –dokument dan ide –ide yang aku tabung dalam tujuh tahun lenyap begitu saja , lenyap bersaamaan lenyapnya lap top....aku sih cuma mau nyaranin kalau kau mau tenang mau sembuh...”
” sembuh ? maksud loh , emang gue sakit apa ?”
” gue tahu kok , kent . dari mata lu, tuh gue tahu kalau lu tuh , trauma ... trauma dengan hidup luh , yang hanya begini –begini terus tanpa perubahan. banyak di tipu orang sana –sini , lu tuh sebenarnya butuh , tempat butuh orang yang bisa di percaya untuk menyembuhkan sakit hati lu, untuk membantu , lu ikhlas menerima semua ini. gue bisa bantu lu , ketemu orang itu kalau , lu mau. ...”
” orang ?...orang siapa ? ”
” gue dulu sama , kayak elu... suka bengong sendiri ... meratapi nasib , kayak skenario sineteron yang pernah gue buat sendiri...semua yang gue bangun hancur , bahkan gue sempat nggak bisa ngapa-ngapain selama enam bulan. tapi di saat gue jatuh , gue menemukan orang dan tempat yang bisa menerima gue apa adanya , seseorang yang bisa menyembuhkan semua trauma hidup gue...”
” orang itu siapa ?”
” guru spiritual saya ...”
” guru spiritual?”
” ya, guru spiritual !”
” guru spiritual ...buat apa ?” deryl tampak kecewa , air mukanya berubah .
” terserah , kamu kent . itu kalau kamu mau ...” deryl meninggalkan aku sendiri. dan malam ketika aku duduk di tempat yang sama , deryl kembali datang , manusia aneh ini kembali mencoba untuk meruntuhkan benteng bangunan jiwaku.
” udah , jangan di pikirin , bengong mulu...coba jangan terus –terusan mengeluh , nikmati aja rasa sakit itu. rasa sakit itukan cuma perasaan aja . kau alihkan perasaanmu . coba tenang kau diam semedi . sampai kau bisa melihat diri lu sendiri ....” aku sudah menderita dengan semua ini masih saja . harus di tambah hal-hal yang tidak jelas. seperti ini. hari-hari aku lalui terasa membosankan. bangun pagi aku beres –beres ruangan atas tempat koleksi dvd dan buku –buku . dan menyapu ngepel nan ngurus pohon –pohon dan taman di rumah yang cukup besar itu. setelah itu aku kembali di depan komputer untuk menyelesaikan skrip . satu hal yang aneh di sini adalah mengenai makanku untuk ukuran orang sekaya mereka masalah makan aku masih kesusahan. aku hanya di sediakan tempe. untuk aku masak sendiri. aku tidak makan semeja dengan mereka . mungkin makanan kucing lebih baik dari pada makanku di rumah ini. tubuhku semakin kurus saja . aku tidak cerita ini pada siapapun tentang hal ini. satu hal yang di tanamkan deril padaku adalah untuk tidak mengeluh. aku tahu apa yang di maksud mengeluh yang di bilang deril padaku. artinya aku tidak boleh cerita apapun yang terjadi di rumah ini termasuk perlakuan mereka padaku. sementara pak wildan bosku tak kulihat batang hidungnya sejak aku di buang di tempat jahanam ini . satu yang bisa menghiburku di penjara ini adalah koleksi buku dan dvd . yang berjejer rapi di ruangan itu. aku mencoba untuk mencari semangat dari koleksi buku-buku dan dvd –dvd film itu untuk menguatkanku bertahan . entah sampai kapan aku akan kuat menahan semuanya , mungkin sampai nanti aku di usir dan jadi gembel di jalanan. satu hari aku mendengar pertengkaran deril dan mamanya di ruang bawah. telingaku cukup jelas mendengar mamanya deril yang tiap hari ngoceh perihal aku tinggal di tempat itu.
” mana wildan, mana ve.naruh orang kayak naruh barang aja . ” saat itu yang ada di benakku adalah cepat –cepat menyelesaikan skrip agar aku bisa cepat –cepat pergi dari tempat ini. malam ketika semua orang sudah terlelap dengan mimpinya aku masih terjaga , menyelesaikan skrip bening embun watambone. aku juga merasa aneh dengan keluarga ini. keluarga ini cukup kaya jika hanya untuk memberi makan aku saja mungkin mereka tidak akan jatuh miskin . tapi aku tidak mengerti , mereka hanya memerasku. tanpa peri kemanusiaan mungkin jadi pembantu lebih baik dari pada kondisiku yang sekarang. kadang hanya untuk minum saja aku aku tidak boleh mengambil dari galon yang ada di dapur.
” di atas itu kan ada saringan air itu produck dari korea , kenapa tidak diisi air kran , air kran itu juga bisa di minum...” ucap mamanya deryl judes . alhasil saat aku minum air saringan dari produck korea yang bocor itu aku batuk –batuk. badanku tambah kurus , wajahku pucat , mataku cekung karena kurang tidur.dan batuk –batuk yang aku derita juga tidak reda –reda sampai finalnya aku benar –benar nggak tahan untuk tetap bisa bertahan di tempat itu. aku benar –benar kelaparan di tempat orang kaya. ingin sekali aku pergi dari tempat ini , tapi aku juga harus memikirkan banyak hal , aku tidak ingin merepotkan bapak –bapak brimob .sampai akhirnya aku benar –benar tidak tahan. dan aku ceritakan semuanya pada ve lewat sms .ve adalah salah satu orang kepercayaan pak wildan.
” ve, tolong sampaikan pada pak wildan untuk memberikan gaji saya , saya nggak tahan biar saya pulang kampung saja ”
” ok.kent. emangnya di rumah itu kenapa...besok coba aku tanyain sama pak wildan...” balas ve.
” gue harus pergi ve, gue nggak tahan.”
” maaf , kent gue nggak bisa jemput , elu kesana, kalau mau ketemuan di luar !!” dan tidak berapa lama pun pak wildan sms.
kent, ini pak wildan smsku masuk nggak , besok jam 10 pagi kita ktemu di gramedia , kamu emang nggak punya temen lagi di jakarta ? tinggal di kontrakanku nggak mungkin . bisa tinggal di temen kamu dulu ?”
” ok, tapi aku tinggal dimana ”
” kamu minta tolong sama deryl minta dianterin , trus bawa barang –barang kamu aku masih nego sama investor jadi sabar dulu , sementara ini kamu cari tempat tinggal dulu gimana ?”
” iya kalau ketemu kalau enggak gimana ?”
” pasti ketemu besok aku tunggu di gramedia, jam 10 , ok. balas .”
” tapi pastiin dulu , aku harus tinggal dimana ?”
” sementara kamu tinggal dulu di rumah pak puspo...” aku tersinggung mendengar nama pak puspo di bawa –bawa , harusnya pak wildan yang tanggung jawab sama saya bukan pak puspo .
” jadi bapak minta saya keluar dari rumah itu , sementara bapak belum punya tempat tinggal lain buat saya...pak saya harap bapak kalau bertindak jangan di kuasai emosi .berpikir dulu baru bertindak ...saya sudah jadi pembantu disini , jadi jangan paksa saya lagi untuk jadi gembel !!”
” kalau , kamu tidak keluar dari rumah itu saya lepas tangan ...”
” ok, bapak boleh lepas tangan. tapi bayar gaji saya + pesangaon , asal bapak tahu selama ini saya tidak pernah mendapatkan hak saya , saya diam bukan bego , tapi saya mencoba mengerti kondisinya ?” aku di bawa lagi keluar dari tempat deryl entah punya masalah apa mereka sehingga mereka tidak mau datang ke rumah itu. seperti yang ku duga pak wildan orangnya tergesa –gesa , selalu bertindak tanpa berpikir terlebih dulu.akhirnya aku sementara tinggal di rumahnya dan itu membuat masalah lagi dengan istrinya, istrinya tidak menginginkan aku tinggal di rumahnya.
” kent , coba kamu tanya pada temen- temenmu , apa kau bisa tinggal di rumahnya atau tidak ...” ucap pak wildan terus memaksaku untuk cepat –cepat pergi dari rumahnya. aku sendiri sebenarnya juga tidak enak tinggal di rumahnya , tapi ini adalah tanggung jawab dia yang tidak mampu membayar gajiku yang telah di janjikannya padaku.....


" jiwa ragaku demi kemanusiaan "- brimob


KOMENTAR MEREKA


novel ini sangat berguna untuk pengetahuan terutama bagi orang-orang yang bergerak di dunia entertainment atau dunia selebritis. hal itu pernah saya alami sendiri seperti yang dituturkan kent dalam novel ini. ketika saya sebagai telent untuk sebuah production house (ph) . saya hanya diberi janji bukan bukti , malah yang lebih parahnya sinetron sudah tayang, tapi honor pemain belum dibayar. jangankan dibayar diberitahu tayangnya kapan? tidak pernah dikasihtahu.

nindy azzatira (cover girl & talent)


"sungguh suatu persahabatan yang tulus dan ikhlas, membaca novel ini seakan kita diingatkan kembali akan arti persahabatan di dunia ini. sebuah perjuangan hidup seorang penulis script untuk meraih cita-citanya."

wassalam.

shaven s. suswanto

penulis
1. mendulang uang di facebook
2. kontroversi kiamat 2012 menurut pandangan al-qur'an dan hadist.


wah...novel ini cukup menyetuh perasaan dan memang itulah kisah realita di dunia kesenian indonesia sering terjadi tipu-menipu sesama profesinya. jadi novel karya m jaid brenann ini benar kisah nyata yang tidak saja pernah saya alami, tapi banyak juga teman-teman artis, crew yang kena tipu.

Browser Anda mungkin tidak bisa menampilkan gambar ini.

mia oktavia (model & penyanyi)

novel ini cukup mewakili bagi orang-orang yang pernah tersakiti karena profesi, termasuk kent sebagai tokoh sentral dari cerita novel ini. penggambaran atau penuturannya kata-katanya cukup baik. namun sayang m. jaid sebagai penulis tidak membuat satu plot berbicara tentang cinta. coba kalau ada yang menyinggung tentang percintaan, supaya lebih seru dan menarik pembaca.

archie arridea (mahasiswa stt telkom bandung)

baca novel ini oke juga... bahasanya serius tapi santai.... kalau bisa tidak saja tentang minusnya tentang production house (ph), tapi biar seimbang ada juga plusnya. itu saja kritikan dari saya.

jeva ellen (spg & model)

ceritamu bagus juga , ya saya jadi terharu membacanya padahal kita bantu kan memang kewajiban.

- pak tri [ brimob]

kisah hidup yang luar biasa saya ada di dalamnya , saya membantunya agar dia bisa kembali bangkit dan tidak putus asa.

-pak puspo [brimob]

dia itu sosok yang menyenangkan semua temen –temen brimob menyukainya , tapi sebenarnya dia itu butuh perlindungan .

-pak suranto [brimob]

kalau lagi tidak tugas aku suka mengajaknya main komputer waktu itu agar dia sejenak bisa melupakan masalahnya .

pak syamsul arifin [brimob]


KOMENTAR KEDAI FILM NUSANTARA VIA FACEBOOK

Jaid Brennan

maaf saya hanya curhat aja, tentang dunia nyata yang pernah saya alami di Production house. ini saya tulis karena saya peduli pada perfilman kita agar tidak ada orang -orang yang mengeruk keuntungan yang mengatasnamakan pekerja film.sekarang ini banyak crew -crew film gagal yang membuka PH sendiri bukan untuk berkesenian tapi hanya untuk mengeruk ... Lihat Selengkapnyakeuntungan ,saya baru -baru ini membuat skenario untuk PH kecil ( maaf saya nggak bisa menyebutkan nama ) skenario saya di jual per Scene pada pemain misalnya peran utama harus membayar sekian juta , peran pembantu utama sekian juta dan seterusnya. lebih parahnya tiap kali ada pemain yang membayar lebih besar saya di minta untuk menambahkan scene. dan cerita skenario saya jadi rusak hanya karena duit ...saya mundur karena saya sudah bukan merasa jadi pekerja seni tapi menjadi bagian dari kebejatan orang -orang yang membisniskan film .saya ingin berkesenian bukan berbisnis. meski saya juga butuh uang tapi uang bukan segalanya .....thaxs jadi lega ...hehehe...



Selamat datang Jaid...kisah kamu ini banyak saudara2 kita yang lain pernah mengalami, dan bahkan sebaliknya. produser di rugikan oleh crew juga ada, atau pemain dirugikan oleh crew atau yang lain. Film dijadikan media untuk saling merugikan untuk kepentingan yang namanya duit. Kami dari KFN berpesan, berbisnis itu kita kudu harus hati-hati...bukan dunia filmnya yang salah tapi kitanya yang salah krn nggak hati2.. di dunia lain juga sama.. satu sama lain saling tipu, atau saling memanfaatkan.

Gunawan Paggaru KFN ( Kedai Film Nusantara)

Meraih sebuah cita2 memang tidak mudah. Penuh liku dan tantangan. Begitu pula yang dialami orang2 seperti Almarhum Sukarno M. Noor ketika mulai melankah didunia film...Maju terus pantang mundur...!

Roem Royen KFN (Kedai Film Nusantara )

cita-cita, satu kata penting yang saat ini makin pudar lantaran 'cita-cita', kata lain dari proses memperjuangkan sesuatu yang kita inginkan - tidak diperlukan untuk budaya instan. histeria pada tujuan mengelupaskan seluruh lapisan nilai tinggi di setiap kesuksesan yang diraih karena sukses hanya dianggap sebagai sesuatu untuk diakar-ukur, siapa ... Lihat Selengkapnyayang lebih hebat, lebih hebat, lebih banyak,dst., maka kasih sayang saling mengabdi demi kebahagian bersama makin tak ada karena itu adalah hasil sebuah perenungan mendalam, yang menjadi penumbuh cita-cita. dan, mana kala cita-cita itu pudar atau musnah, yang tersisa cuma deretan nafsu keinginan yang harus segera demi memuaskan kesenangan saat ini juga

Rumli Chairil Noer. KFN (Kedai Film Nusantara )



Komentar

Postingan Populer