PUTIH HATIMU

HATI PUTIHMU



Persahabatan itu indah ,tak kenal usia , tak pandang harta ,tak ada perbedaan disana semuanya begitu tulus dan Begitu indah .


Pagi itu Memang agak dingin di bandingkan hari biasanya sisa kabut masih terlihat dan sisa embun berlinangan diatas daun , Aku menarik Kerah leherku lebih keatas .Aku melihat Bapak sudah berteriak-teriak sepagi ini.memang sejak Bapak Ahmad Husein Si pemilik Kebun Ini Meninggal Dunia Praktis semuanya Aku yang Mengurus disini.
Konon Bapak Ahmad Memiliki Putera yang tinggal Di belanda Dan dengar-dengar pula Puteranya tak mau lagi tinggal di Indonesia ,karena perceraian orang Tuanya Yang Benar-benar Memukul Jiwanya . Sekarang Dia tak mau Kembali Kesini.
Ah, kalau Aku Berfikir Betapa Tololnya putera Bapak Ahmad Itu. Kenapa Dia tidak Bangga Memiliki Seorang Bapak Yang Teramat Kaya. Dengar-Dengar perusahaanya Aja Ada di Bali .sebenarnya bukan karena itu yang pasti dia seorang Bapak yang Sabar Penuh tanggung Jawab, Tapi Ia Juga Sakit-sakitan.
Bapak Aku Memanggilnya Demikian. ,Dia Praktis Menghabiskan sisa tuanya ada di Perkebunan ini , Aku ingat waktu dia Berkata padaku
“ Manda lihatlah Betapa Indahnya Ciptaan Tuhan Ini Serasa Aku Menemukan Surga di Sini .Perkebuanan Ini membuatku kuat untuk menghadapi sisa hidup ini. Memang disinilah Hidup dan Nafasku “
Dengan Helaan nafas panjangnya , Aku , Aku masih mendengar Nafas Sendunya .
“ Sayang Roland Anakku Tidakkah Kau Tidak Mau Menyaksikan keindahan ini , Aku menangkap matanya yang sedikit basah , Aku melihat jelas kerinduan itu dan Aku Cuma mampu mengusap-usap tanganya sembari membetulkan Syalnya yang mau jatuh.
“ Pak Kenapa Bapak Tidak mau menyuratinya Lagi…Ajak Roland Untuk pulang , Ceritakan betapa indahnya pemandangan disini, ceritakan pula bahwa Bapak Amat membutuhkannya” Ucapku
“ Percuma Nak, Surat Bapak tidak pernah di balasnya , Dia marah pada Bapak dia berpikir Kenapa Bapak memperbolehkan Ibunya pergi. “
“ Tapi kernapa Bapak tidak mau mempertahankan perkawinan ini? Dan kenapa Bapak Lebih Mementingkan Pekerjaan , Mencari Uang dan Uang . “
“Aku ingat roland saat itu usianya dua belas tahun, tapi cara berpikirnya sudah melebihi dari usianya . Keluarga Bapak Tidak Pernah tahu Bahwa Bapak telah di Vonis Menderita Kanker paru-paru. Karena itulah Bapak Mencari Uang Seperti Orang Kesetanan , Setiap Hari Hampir-hampir Bapak jadi Jarang Pulang Ke Rumah. Tidurpun kadang di Kursi kantor … Ah . Bapak Benar- benar tidak bisa berpikir yang lain, Di Otak Bapak sebelum Bapak Meninggal Keluarga Bapak Sudah Me miliki Semuanya. Bapak tidak ingin Keluarga Bapak Susah . Tapi Bapak Rasa Harta Bukanlah segalanya Buat Mereka. Pertengkaran Dalam Keluarga sering kali terjadi . Istri Bapak Menuduh Bapak Selingkuh Di Luar sehingga Bapak Jarang Pulang .Rolandpun juga sering Merengek, Minta Diantar sekolahlah, juga meminta Bapak untuk Menyaksikan Dramanya di Sekolahanya Waktu Acara Kenaikan Atau apalah…Bapak waktu itu menganggapnya masalah kecil, karena Bapak Harus berburu dengan waktu. Pertengkaran makin Memuncak Saat itu Ada acar Perkawinan Di Keluarga Istri Bapak. Dan Bapak Saat itu, Harus menemani Beberapa Pe jabat Sampai Larut malam. Sehingga Bapak Tak sempat menghadirinya . Dan Istri Bapak Marah-marah Sekali dan malam itu Juga Istri Bapak Meninggalkan Rumah . waktu itu Bapak Juga emosi, mengapa mereka tak percaya kepada Bapak. Roland Kecil Mengunci Pintunya Dan Tak Ma u Keluar Sampai besok Pagi. Bahkan pagi itu, Dia juga tak mau mencium Bapak seperti yang biasa Ia lakukan. Ia Pergi Sekolah Sendiri tanpa suara , Bapak hanya berdiam . Bapak Berfikir Ini akan berlalu Dan Bapak Tidak Mengindahkannya Lagi. Sampai pengacara istri Bapak Datang membaca Surat tuntutan Cerai. Bapak Shock….!!! Seharian Bapak tidak keluar kamar , Apakah Jalan Yang Bapak Tempuh ini memang baik ataukah Bapak yang memang pecundang, ingin lari dari kenyataan hidup! Bapak Kembali merenunginya ! Memang Bapak adalah Pesakitan yang tidak Jantan . Bapak Takut menghadapai Kenyataan , Bahwa Bapak ini Serang Yang Pesakitan! Bapak takut menghadapi maut. Bapak Takut Menjadi Orang Lemah. Bapak takut tak di hargai Orang. Itu memang kesalahan Bapak yang sangat fatal. Kalau waktu itu, Bahwa Bapak hanya berfikir bahwa Uang adalah Segalanya dalam Hidup ini. Ternyata …Karena uanglah Bapak Kehilangan Segalanya Bapak Sudah Berusaha Menerangkan Ke istri Bapak tapi Istri Bapak tetap menuntut Untuk Cerai karena sudah tak percaya kepada Bapak Lagi. Bapak Tak Ingin di kasihani karena Penyakit Ini . Maka Bapa Putuskan untuk meluluskan Permintaanya. Tapi…Roland Kecil Tak Bisa Me nerima.” Bapak Berjalan Ke meja Ke rjanya di Sudut Ruang.
“ Manda….Jika suatu saat , Engkau Bertemu dengan Anaku Roland, berikan Semua surat-surat ini. Bapak Menulisnya setiap rindu padanya.tapi,Bapak hanya menyimpanya Karena Bapak Tahu Roland Tidak akan Pernah Mau membacanya” Bapak Memberikan kepadaku Sekotak kaleng Roti yang semuanya Berisi Surat-surat. Aku Tercekat, terharu…!! Kasihan Benar Bapak Akhmad yang Baik Ini. Aku Tahu, Betapa ia amat mencintai Roland anaknya
Ingin rasanya Aku memaki si Putra Brengsek itu.Betapa tak tahu di Untungnya Dia Bahwa ada seorang Bapak yang sangat merindukannya .! Sedangkan Aku?Ah Kenapa juga aku jadi berpikir nelangsa Begini.Ayahku mungkin juga mencintai aku meski aku juga tidak merasakannya ,seperti inikah hidupku Kelak ? Kesepian dalam kerinduan terhadap keluarga?

Aku harus menyiapkan makan siang Bapak sebelum Aku pergi ke sekolah , Memang Aku Sekolah Siang Jika Pagi bapak bangun Aku bisa memberikanya , dan siang Bapak biasanya beristirahat di kamarnya.
Ketika Aku sedang mengambil sayur di lemari Es. Kulihat Bapak sedang Asyik membolak-balik foto yang sudah seratus kali ia melihatnya.
Setiap kali memandang foto di dalamnya Aku melihat pancaran kebahagiaan yang bercampur kesedihan di matanya.
Sekali lagi Aku mengutuk Anak brengsek itu. Sebenarnya ada di mana Dia ? Tak Punya rasa malukah ia terhadap Bapaknya.Benarkah Dia begitu membenci Bapaknya . Dosa sebesar apakah yang pernah dilakukan Bapaknya Padanya . Sebagaimana Dia sudah menghukumya sedemikian berat . ? tak tahukah pengorbanan Bapaknya yang begitu mendalam. Aku Benar-benar ingin menghajarnya setiap kali mengingat penyakit Bapak.
“ Pak…” Aku memanggilya Pelan takut mengejutkannya
“ Bapak sekali lagi, ya mengiriminya Surat ?” Ucapku tak tahan melihat Kerinduan yang terpancar di matanya. Tangan Bapak terus Bergerak mengusap foto Roland kecil itu. Bapak hanya menggelengkan kepala .
“Kenapa , Pak? Sebenarnya Roland ada dimana? “tanyaku penasaran karena selama ini Bapak hanya bilang bahwa Roland sekolah di belanda.itu saja.
“ Pak, Atau aku telepon saja jika Bapak Punya Nomornya ?” Ucapku sekali lagi.di tariknya tanganku untuk duduk di sebelahnya.
“ Manda sekali lagi Bapak Berterima kasih kamu sabar setia menemani Bapak . kehadiranmu sungguh merupakan satu berkah dalam kehidupan Bapak.”
“ Pak, jangan Berkata Begitu ?Manda Juga Berterimakasih Kepada Bapak yang telah mengizinkan Manda tinggal di sini. Bahkan Bapak pula yang menyekolahkan Manda, terimakasih ya, Pak Manda tulus menyayangi Bapak.Seperti orang Tua manda sendiri., Bolehkah Manda mengganggapnya Begitu Pak?” Kupijit Perlahan tanganya yang keriput itu Aku betulkan letak sarungnya Agar menutupi kakinya . Bapak sedikit bergeser dan menarik tangannya diletakkan tanganya ke rambutku. Di Usap-usapnya rambutku lembut.Bapak itu menerawang kenagan masa lalaunya menjelma kembali. Terbayang masa Kecilku yang di siksa Ibu tiriku Bapak yang tak tega dengan Perlakuan Ibu tiriku padaku , Ketika Waktu dulu Aku harus Mencuci dan memasak dan mengasuh Adik-Adik Kecilku yang masih bayi. Bapaklah yang Membawaku Untuk Hidup Bersamanya.Kini Bapak itu menatap Wajahku yang Sudah Remaja.
“ Manda apa Cita-citamu , Nak? “ Aku yang masih larut dalam kasih sayang Bapak lewat tangan yang diusapkanya kerambutku terbangun oleh ucapan lembutnya.
“ Manda , Kok malah melamun? Kamu Dengar Pertanyaan Bapak?”
“ Maaf, Pak tadi Bapak Tanya Apa?” Ucapku sedikit Agak Malu.
“ Apa Cita –citamu Nak?” Bapak Mengulang Pertanyaannya .
“ Ku Lihat Kamu Sering Bernyanyi , Apa Benar kamu serius ingin jadi seorang penyanyi.”Aku Cuma bisa mengangguk tersipu malu .
“ Bapak Mengizinkanya?” tanyaku ragu
“Bapak Keberatan kalau Aku jadi penyanyi, Pak?” tanyaku sekali lagi.Bapak Bapak hanya tersenyum tidak menjawab tanganya masih mengelus lembut rambutku .
tanyaku sekali lagi.Bapak Bapak hanya tersenyum tidak menjawab tanganya masih mengelus lembut rambutku ..”

Tiga tahun telah berlalu sejak Bapak Meninggal, Aku sering merasakan Kerinduan akan Kehadiran Bapak rasanya Rumah Ini Sepi , Tanpa Bapak.Setiap kali aku ingin Pulang kerumah Ayah Kandungku . Aku selalu teringat apa yang Bapak apa yang di Ucapkan Bapak padaku .
“ Ini Rumahmu Nak, Jangan Pernah Tinggalkan Bapak, Bapak Sayang kamu…” Meskipun Bapak Sudah tidak ada aku tidak ingin mengkhianati apa yang telah di Ucapkannya Padaku.
“ Bapak ingin kau selalu meletakkan Buanga Kesayangan Bapak ini Di Nisanku..” Ucapnya Satu Ketika saat Bapak Masih Hidup. Di kebun saat melihat bunga kesayangannya. Tak terasa mataku basah Oleh Kengan Orang Tua yang telah tulus mengasihiku. Banyak hal yang Sudah di tanamkan Bapak padaku. Kepasrahanya pada hidup, kesabaranya dan kasih sayang yang selalu di curahkanya padaku membuat aku tenggelam dalam keharuan yang membiru.

Lelah rasanya setelah Pulang Dari Rumah Nenek Angraini, Sisa liburan tiga hari ini kumanfaatkan Untuk beristirahat, Kesendirian ini dan suasana sepi mengingatkan aku pada Sosok hangat yang dulu selalu menemaniku , kehangatan Bapak masih kurasakan disini Seolah-olah dia masih membolak-balik Album foto itu . Cepat kutepiskan fikiranku Dan tanpa sengaja tanganku menyenggol sesuatu . sebuah Figura foto yang langsung jatuh dari meja . cepat-cepat ku bereskan. Foto itu pada posisi semula.Foto si Anak Nakal yang sedang tersenyum Nakal.Aku harus menjaga barang-barang milik Bapak Janjiku dalam hati . tidak sengaja mataku melihat sebuah tas ransel Biru ada di bawah meja dekat Ujung tembok.? Tas siapa seingatku aku tak pernah punya tas model seperti itu . kuambil dan ku bolak-balik ,Siapa tahu ada namanya ! Tapi tak kutemukan inisial apapun.kubuka tas itu Ups, ada kaos, dompet obat-obatan campur aduk di dalamnya.cepat-cepat kututup kembali dan kuletakkan di tempatnya semula.siapa sebenarnya pemilik tas itu?adakah tamu yang datang selama aku pergi?kulihat sekelilingku tak ada barang yang hilang.bahkan tak ada barang atau benda yang bergeser dari tempatnya sedikitpun. Namun saat mataku tanpa sengaja melihat Album foto yang biasa di buka Bapak. Bapak selalau menyimpanya baik-baik Album foto itu tapi kenapa sekarang berpindah tempat di meja . siapa yang memindahkannya.Aku mencoba berkeliling untuk memastikan ada Orang selain Aku.di Depan Rumah tak ada siapa-siapa . lalau aku bergegas ke belakang Rumah.Kulihat ada seorang Asing tertunduk di Depan Makam Pak Ahmad.
“Hai, Siapa Kau, Kenapa berada ditempat ini?” Namun Orang Asing itu tidak menjawab ia seperti tenggelam dalam kesedihan hidupnya.
“Tempat ini dilarang Untuk Umum !”Teriakku lebih Keras.Dengan Perlahan orang Asing itu menoleh dan berbalik menatapku tajam.
“Siapa kamu?” hatiku berdesir Entah kenapa Aku seperti pernah mengenal Mata itu.tapi Siapa orang ini?Ada Hak apa ia bertanya seperti itu padaku?
“Tempat ini hanya di khususkan bagi Keluarga , Ini Makam Keluarga Orang lain di larang Masuk.”Tapi Orang itu kembali membalikkan Badanya , Aku berlari menghampirinya ,Kutarik lengan Bajunya yang kelihatan kebesaran itu.
“Hei, Apa Kamu tuli tak mendengar ucapanku.? Sekali lagi dengar,Ya. Tempat ini Bukan Untuk Umum…” Ucapku sedikit meninggi.
“Kau pikir Aku bukan keluarga?” Ucapnya pelan matanya seperti menerawang kedepan , tatapanya kosong.
“Memang Aku sudah meninggalkanya …Ya, mungkin Aku tidak pantas memanggilnya Papa “ Ucapnya Lirih bahkan hamper-hampir tidak terdengar.Jantungku seperti terhenti mendengar Ungkapannya , Aku Hampir tak Percaya. Jadi Inikah Tuan muda Roland Anak kesayangan Pak Akhmad itu.Jadi inikah Anak Brengseks yang tidak tahu diri itu .Anak yang tidak pernah memikirkan orang Tuanya , Sesaat akuteringat Foto Bocah yang lagi nyengir Dalam foto yang sering di usap-usap Ba pak Akhmad itu. Dan sekarang di hadapanku telah berdiri seorang pemuda berwajah tirus tinggi,ada yang mirip dengan Bapak pada pemuda brengsek ini, hidungnya mirip sekali dengan Bapak.dan matanya , mata teduh Bapak di copy juga di wajahnya.
“ Jadi Benar kamu Roland , Anak Bapak Akhmad itu…” Pemuda tampan di Depanku ini hanya mengangguk tanganya memetik Rumput dan di selipkannya rumput itu diantara bibirnya . sembari terus menatapku.
“ Masih Tak Percaya …Bahkan Aku tahu Siapa Nona Kecil yang Berdiri di Depanku ini. Manda , Kan? “ kurasakan Pemuda Asing yang mengaku bernama Roland ini mulai sedikit Akrab denganku.
“ Mau berteman denganku?” Pemuda itu Mengulurkan tangannya .tanpa sadar tangankupun menyambut uluran tangannya . kupikir-pikir Pemudai ini tak sebrengsek seperti yang Aku duga.
“ Nah, Nona Kecil Sekarang Kita sudah Berteman ..kurasa kamupun tahu siapa Aku bolehkah Aku berdoa Buat papaku.” Kulihat dia mulai khusuk berdoa di Nissan Papanya .kadang kulihat tangannya menyeka matanya Entahlah apakah Ia benar-benar Sedih atau hanya pura –pura . Hm.. Ternyata Anak Brengsek ini Masih punya hati . Aku tak berani Mendekat Aku juga tak berani bergerak. Takut mengganggu Doanya , Saya berharap Pak Ahmad di sanapun bisa merasakan Doa Anak brengsek Yang di Cintainya ini. Matahari mulai beranjak Keperaduan . Aku beranjak Mendekat Untuk Melihat Apa benar apa benar ia khusuk atau malah tertidur di Nissan itu. Aku berusaha berjalan Pelan tanpa suara , takut menginjak ranting –ranting kering di sekitar Pemakaman itu . Aku takut mengganggu Doanya.
Roland masih menengadah Berdoa
“ Maafkan Aku Papa..” Ada Kepedihan dan penyesalan yang tersirat di Wajahnya . “ Sayang kau terlambat…” Sesalku.
“ Kalau kau datang Lebih Cepat Pasti Bapak Akan Bahagia karena Ada kamu Yang Mendampinginya .” Sejenak Wa jah Bapak, Wajah laki-laki tua itu terlintas di Benakku.
“ Hari sudah gelap sebaiknya Kita masuk Kedalam “ Ucapku , tanpa banyak bicara kami masuk kedalam Rumah .Kunyalakan lampu –lampu yang tadi belum sempat Aku nyalakan. Kutunjukkan kamar Bapak Agar dia beristirahat. Mungkin ada banyak kenangan untuknya .
“ Sejak Bapak Tiada aku tak pernah mengizinkan siapapun memasuki kamar ini. Seperti Bapak Aku sangat Yakin kau pasti Pulang. “ Roland hanya diam ia terduduk diranjang tempat tidur Ayahnya Aku tidak tahu apa yang ada di benaknya. Kutinggalkan Anak kesayangan Bapak itu. Untuk menyiapkan makan malam. Aku yang biasanya sendiri kini ada Roland yang akan menemaniku makan malam. Setelah menyiapkan makan malam , kurapikan buku-buku di meja Bapak . Sontak aku teringat Pesan Bapak untuk menyampaikan Surat-surat yang ia tuliskan untuk Anak tercintanya. Aku beranjak ke kamar Roland . kuketuk kamar itu perlahan . pintu kamar itu terbuka dan dari dalam muncul yang sekarang tak Asing lagi buatku.
“ Masuklah “ ucapnya singkat , di bukanya pintu kamar itu lebar-lebar amelihat lantai kamar itu penuh dengan barang-barang sepertinya Sang pemuda ini sedang mencari-cari sesuatu , mungkin barang kenangan yang mungkin di tinggalkan Papanya untuknya.
“ tolong nanti di rapikan lagi, Ya… Bapak tidak ingin kamarnya berantakan “ ku berikan Kaleng roti yang berisi surat-surat yang yang di tulis Bapak untuknya.
“ Jam tujuh ku tunggu di meja makan “ ucapku lagi, kutinggalkan Roland yang masih bengong dengan kalaeng rotinya.
Dua hari sudah Roland ada di Rumah ini . Sedikit aku merasakan kebahagiaan karena aku tak lagi kesepian sendiri , Aku juga mulai tidak berkeberatan jika harus memasaka untuknya .
Hatiku berdesir saat kulihat Roland Membolak-balik isi Kaleng Roti itu. Ia seperti membaca lembar demi lembar surat yang ada di kaleng itu.
“ Kesinilah kau tak ada PR atau ulangan kan hari ini.temani aku ngobrol Dong, selama ini kita seperti orang Asing aja , diam di kamar sendiri-sendiri.” Ucapnya aku beranjak Duduk lebih dekat , duduk di kursi yang biasa Bapak duduki. Roland menatapku dari Atas kebawah sebelum bicara , akau tidak mengerti.
“ Papa berpesan, Aku harus menjagamu baik-baik , Aku tidak boleh menyakitimu “ Roland mengambil selembar Surat dari kaleng itu .
“ Surat ini menunjukkan Betapa ia sayang padamu..Bapak ingin kau bisa mewujudkan Keinginanmu untuk bisa menjadi penyanyi , Papa juga berpesan agar aku menjagamu sampai nanti kau lulus sekolah. Aku menyesal, selama ini Aku berpikir Papa adalah orang yang Egois ,yang mementingkan dirinya sendiri, kesibukanya mencari Uang sebenarnya hanya untuk menutupi kesedihan hatinya ..Bapak tahu penyakitnya tidak akan Sembuh , Dia menceraikan Mama hanya karena tidak ingin Mama nantinya sedih mengetahui penyakit yang di deritanya…Ironis sekali Bahkan Papa Lebih rela Aku tidak tahu apa –apa, Agar aku tidak pernah merasakanya di tinggal olehnya nantinya . Aku sadar dari Kecil aku sangat manja , tak mau merasakan kepedihan apapun , Bahkan aku tega tak mau membaca surat Papa. Sungguh aku merasa sangat menyesal…Sangat menyesal.” Aku hanya mendengarkanya Gurat penyesalan terlihat di matanya . Roland Meneruskan Ceritanya .
“ Perlu kau ketahui Manda, Waktu Papa mengirim Surat Sampai Papa Meninggal Sebenarnya Aku Tidak tahu, Waktu itu di Belanda Aku mengalami Kecelakaan dan hilang ingatan , Bahkan aku tidak tahu tentang Jati Diriku. Bahkan Nama Rolandpun tak kukenali lagi. Di sana Orang-orang memanggilku ‘Rully’ dan Surat –surat yang di tujukan ke Roland hanya kusimpan dan kuanggap itu bukan punyaku…Sampai satu ketika Aku jatuh dari tangga dan kepalaku terantuk di lantai …tapi itu menjadi Berkah buat aku. Ingatanku kembali , aku teringat semuanya , Surat –surat yang di tujukan padaku kemudian Aku baca , Dari situ Aku tahu bahwa Papa Sudah tak ada…, Aku masih menyimpan Surat yang tanpa Nama. Aku yakin Surat itu pasti dari Kamu.” Mata Pemuda itu Menatapku Aku jadi Risih. Aku menyesal Waktu dulu pernah menghujatnya dengan makian dan sumpah serapahku.saat Bapak meninggal Aku memaki-makinya di dalam surat. Kubilang Dia anak brengsek yang tidak tahu diri. Aku benar-benar Jengkel Waktu itu , kupikir dia tidak punya hati Nurani saat Aku lihat Bapak terbaring lemah di tempat tidur. Aku mendekat ku pegang pundaknya.
“Maafkan Aku dulu Aku sempat marah padamu . Aku kecewa kamu tidak datang saat Bapak benar-benar membutuhkan tanganmu Untuk di Genggamnya … Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu di Sana..Maafkan aku.”
Dengan Berjalannya waktu Aku semakin dekat dengan Roland Kini Aku memanggilnya Kakak, Ya. Kak Roland .Hmm..Panggilan yang cukup Akrab ,dan dengan berjalanya waktu ternyata kesukaan dan Hobi kita banyak yang sama , Kesukaan kita pada makanan yang agak pedas dan manis . juga mengenai Sastra dan musik dan ternyata dalam musik kak Roland lebih jago . terbukti dia suka menulis syair untuk di jadikan lirik dalam lagu. Gitar kesayanganku dari Bapak sekarang seringkali di dekapnya . tak apa aku lebih menyukai menyanyi daripada main Gitar. Dan tak terasapun kami sering bernyanyi bersama . Sekarang Aku benar –benar merasakan kalau sekarang Aku punya keluarga dan tak lagi sendiri.

Beberapa hari ini kulihat Kak Roland sering Batuk-batuk , dan kulihat beberapa sakitnya semakin serius. Aku selalu memintanya untuk berobat tapi ia selalu menolak. Dia selalu bilang kalau dia sudah punya Obatnya . dan di tunjukkanya obat yang pernah Aku lihat di tas ranselnya. Dia selalau menutupi sakitnya dan kerapkali Aku melihatnya ia batuk-batuk di Wastafel sambil membekap mulutnya . dan pernah Aku lihat ada darah keluar dari mulutnya . Kian hari ku perhatikan Tubuh Kak Roland semakin Lemah dan terlihat agak kurusan di bandingkan sebelumnya.
Aku Pernah mendengar pembicaraan Pak Slamet Kuasa Hukum Bapak yang setiap bulan memberikan Aku uang untuk sekolahku. Dan Aku tak mengerti kenapa Kak Roland tak pernah mau datang ke kantor Papanya. Ternyata menurut Pak Slamet seluruh karyawan di Kantor Papanya termasuk Wakil Papanya Pak Rahardjo tak mempercayai bahwa Roland adalah Anak Pak Achmad , Karena menurut Berita yang mereka dengar Anak Pak Ahmad telah meninggal karena kecelakaan . Aku juga baru tahu bahwa kak Roland ternyata tidak mendapatkan apapun sejak isu itu dikabarkan. Aku pernah mencoba bicara Diam-diam dengan Pak Slamet tentang Sakitnya Roland , Aku ingin mereka membantu kak Roland ke Dokter . tapi Sia-sia. Pak Slamet bilang pihak perusahaan tidak menyetujuinya. Aku juga pernah bicara dengan Pak Slamet untuk mengambil Hak Warisku yang diberikan Bapak padaku , untuk bisa kuambil sekarang agar Kak Roland bisa di bawa ke Dokter .tapi tetap pihak perusahaan menolaknya. Mereka bilang usiaku belum cukup untuk mengambil Hak Waris itu. Aku sungguh kasihan melihat kak Roland, Oh, Tuhan apa yang bisa aku lakukan.
Senja telah berganti malam kulihat Kak Roland batuk-batuk di Ruang tengah , tampak tanganya memegang bolpoint yang di Coret-coretnya pada selembar kertas . Aku mendekatinya kuberikan Air jahe panas untuk meredakan batuknya .
“ Kak, Manda buatkan Jeruk Nipis di campur kecap lagi, Ya..” Ucapku tak tahan melihat Ia selalu memegangi Dadanya.
“ Jangan Manda, Perut Kakak sakit kalau minum Jeruk Nipis, lagian Wedang Jahe ini sudah cukup kok untuk melegakan Nafas Kakak. ‘makasih , ya manda” ucapnya sambil tersenyum. Kembali di Coret-coretnya kertas itu . kuperhatikan Beberapa hari ini Kak Roland sibuk mencoret-coret kertas. Kubiarkan Dia dengan Kesibukannya , tak ingin aku menggangu Hobi barunya.
Malam bertabur bintang ketika Aku dan Kak Roland berada di halaman Rumah, Aku menatap kelangit yang penuh bintang . Sebuah cahaya meluncur terang Oh, Tuhan Bintang jatuh. Cepat –cepat kupejamkan mataku aku mengucapkan pintaku pada Tuhan Agar kak Roland segera di beri kesembuhan. Aku ingin kak Roland selalau ada di dekatku. Sifat yang terlalu banyak kesamaanya dengan Bapak membuatku merasa nyaman berada di dekatnya.
“ Sudahlah, Kak tidur ..Kakak harus banyak beristirahat “
“ Kau tidur saja dulu… Aku masih ingin tetap di sini. “ Ucapnya matanya masih menatap keangkasa . kubiarkan dia menikmati malam Aku segera beranjak kedalam namun langkahku terhenti Ketika Aku mendengar kakak berbicara dengan seseorang di seberang .
“ Aku tidak ingin kembali kesana …Ini Rumahku ..terserah apa yang akan kau lakukan. Aku akan tetap berada disini.” Masih kulihat kak Roland menutup telepon Genggamnya , cepat-cepat Aku masuk kedalam. Siapa yang berbicara dengannya sepertinya mereka sangat Akrab. Ah tidak seharusnya aku ingin tahu urusannya .

Aku terbangun mendenngar Alram Jamku berbunyi. Biasanya saat bangun pagi aku langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi , kuseret langkahku. Rasanya pagi ini lebih dingin dari sebelumnya . Kulihat Kak Roland masih tertidur di Sova kuambil selimut untuk menutupi Tubuhnya , Aku tidak ingin Kakak Sakit kedinginan . Pelan-pelan kuambil Kertas coretan Kakak Semalam. Kertas itu ada tulisan Lirik lagu Berikut Not Baloknya yang belum sempurna jadi.

…..Sekarang ini kusendiri ,sunyi sepi tiada menemani , Aku takkan bisa lupakanmu karena kau tercipta untukku
Kini kau meninggalkan Aku dan kini Aku menyendiri ..
Aku pergi tinggalkanmu Jangan pernah sakiti Aku …
Aku pergi takkan kembali karena kamu tak cinta lagi…

Hari ini adalah hari yang paling melelahkan buat ku , Pelajaran Olah raga yang menguras tenagaku benar –benar membuatku lelah. Entahlah aku tak begitu suka dengan pelajaran ini lebih-lebih aku harus Service Bola dalam permainan volley , aduh Maak..mana aku bisa ?
Si Alvin anak Pak Raharjo yang wakil direktur perusahaan Ayah Roland , mengajakku pulang bareng seusai pelajaran. Sekalian aku ingin membujuknya agar Ayahnya mau menerima Roland Bekerja di kantornya. Dari jauh tampak kulihat Alvin berlari –lari Kearahku seperti di kejar Setan. Sampai di Depanku Alvin ngos-ngosan ..
“ Cape..cape..di uber Anjing Gila…” Ucapnya sambil menunjuk Kearah Gadis Gendut berkepang Dua , yang selalau berteriak-teriak memanggilnya kalau melihat Alvin.
“ Lu, bukanya Senang Punya penggemar malah lari-larian..” candaku
“ Ampun..Ampun kalau ada sepuluh Orang aja seperti Dia “ Kami berjalan menyusuri jalanan kota .
“ Manda , Kita minum Es teller dulu ..ya. Kasihan Pak Mijo , Sudah seminggu tak kutengok. Pasti Dia rindu padaku ..” Ucapnya sambil tertawa-tawa lebar. Belum sempat Aku Protes Sudah di tariknya tanganku menyeberang jalan . Kami segera duduk di bangku lapaknya Pak Mijo.
“ Dua , Pak…” Ucap Alvin.
“ Biasa ya, Aku Alpukatnya yang banyak , Si Nona cantik ini tak Doyan Susu . Ingat kan, Pak? Awas kalau salah. Aku nggak mau bayar . “ Si Pak Mijo hanya tersenyum saja melihat Ulah Alvin Yang Kocak.
“ Beres , Bos..”ucap Pak Mijo tanganya mulai bergerak menyiapkan pesanan kami.
“ Vin..” Kudepak Kaki Alvin Pelan .
“ Hei, Lu dengar nggak Sih , di panggil” ulangku setengah Jengkel.
“ Ssst…Diam ,Non ..jangan berisik “ Ucapnya Pelan sambil meletakkan telunjuknya pada bibirnya.
“ Tuh” Tunjuk Alvin , Aku tertawa Geli ternyata Genk Gadis Gendut itu sedang Lewat Bareng Teman-temanya . Alvin Meraih Es yang sudah di sediakan di Meja itu. Sejenak Aku menatap Wajahnya yang Kocak itu sebelum bicara.
“ Vin, Kumohon tolong Aku..” Ucapku Pelan.
“ ..Soal Kakakmu lagi , Aku Sudah Mencobanya Manda tapi kau kan tahu Kakakku Albert telah mempengaruhi Ayahku. Tapi akan ku coba lagi bicara dengan Ayahku siapa tahu dia bisa berubah pikiran.” Aku hanya bisa Diam dan hanya bisa berharap Ayah Alvin Bisa membantu Kak Roland .
“ Vin, Sesungguhnya Aku hanya minta Bagianku Untuk Berobat Kak Roland itu saja. Kalau tidak mohon beri tahu aku jalan bagaimana agar aku bisa punya uang buat pengobatan Kak Roland?” Aku terus merengek sama Alvin karena hanya Alvinlah sahabat yang paling Aku percaya.
“ Baiklah, Nona manis nanti sore Aku akan coba datang kerumah Bibi Akan aku sampaikan masalahmu ini…”
“ Thanks,ya ..kamu emang sahabat Aku yang baik hati”
“ Gombal..”
Aku pulang Dengan membawa Baso buat kakak , Aku lagi tidak ingin masak hari ini. Dengan ringan kulangkahkan kakiku di pelataran Rumah , sampai di depan pintu aku melihat sepasang sepatu di pintu masuk. Ada tamu pikirku. Aku segera masuk , tak kulihat kakak di mejanya , ku taruh baso itu di meja makan. Aku ke belakang Rumah untuk mencari Kak Roland. Langkahku terhenti ketika Aku melihat Kakak sedang asyik berbicara dengan seorang Gadis. Sejenak aku ragu untuk memanggilnya . Saat aku berbalik Untuk masuk kembali ke dalam Kak Roland melihatku dan memanggilku .
“ Manda..Sini” Aku segera menghampiri mereka kuberikan senyum manisku pada mereka tapi gadis itu seperti membuang muka tidak senang dengan kehadiranku. Gadis yang sombong , Bathinku.
“ Manda , Kenalkan temen kakak.” Ucap kak roland padaku .
“ Ega , ini manda yang kuceritakan padamu itu, Dia sudah kuanggap seperti Adikku” Ucap Kak Roland panjang lebar .Aku jadi mengerti mungkin dialah yang bicara lewat telpon dengan kak roland kemaren. Kuulurkan tanganku dengan malas-malasan dia menyambutnya.ada kecemburuan kubaca dari wajahnya , Ah. Mungkin ini hanya perasaanku saja. Entahlah ..
“ Eh, Oya. Kak maaf hari ini Aku tidak masak, kakak tidak memberitahu kalau ada tamu yang datang ,Aku Cuma beli baso buat kakak..” Ucapku menyesal.Aku merasa tidak enak hati dengan gadis di samping kakak ini.
“ Kak, apa aku masak dulu aja , ya “ ucapku mencairkan suasana yang terlihat kaku.Aku segera bergegas pergi , cepat-cepat kubuka lemari Es . Ah untung masih ada sayur dan beberapa butir telur .paling tidak dua tiga masakan bisa kuramu.pekerjaan memasak buatku adalah pekerjaan Favoritku. Jadi pekerjaan ini sangat menyenagkan buatku.
Di meja makan Aku berusaha bersikap ramah pada gadis itu meski sepertinya Kak Roland sedikit tidak suka melihat Ega yang menjaga jarak denganku.
“ Ega , manda menyuruhmu mengambil makanan ini bukan untuk di lihatin..” Ucap kak Roland agak ketus.dan dengan terpaksa gadis itu mengambil juga makananya. Aku cepat-cepat menyelesakan makanku agar aku bisa cepat meninggalkan mereka. Aku duduk duduk di ruang tamu masih ku dengar percakapan mereka dari ruang tamu.
“ jadi benar , gadis kecil itu yang membuatmu tidak mau kembali ?” Ucap Ega yang ku dengar dari ruang sebelah.
“ Kenapa masih Diam..jadi benar karena gadis itu yang membuat kau tega meninggalkan Aku.”
“ terserah apa katamu!” jawab Roland Ketus
“Apa maksudnya dengan kata terserah “ Ega menjawab dengan Gusar
“ Bukankah aku pernah berkata bahwa Ayahku tinggal di sini , aku ingin meneruskan jejak Ayah apa itu salah .
“ Gadis itu siapa , pacar kamu? Kamu jatuh cinta padanya “ Ega memberondong dengan pertanyaan.
“ Dia Adikku ,Ga, Ayah berpesan kalau aku harus menjaga Dia . kau jangan berpikiran negative aku sayang sama dia sebagai Adik. Kalau kau bisa aku juga ingin kau bisa menyayanginya , jangan malah cemburu buta seperti itu.kau membuat manda jadi serba salah ,Aku tidak ingin hanya karena kecemburuanmu manda jadi sedih “ Ucap roland bijaksana namun Ega masih menunjukkan sikap sinisnya.

Sore itu Pak slamet datang kami ngobrol bertiga di teras depan ternyata Pak Slamet menyimpan Niat Baik Buat Kak Roland
Pak slamet diam-diam menyuruh Kak Roland untuk tes DNA . Pak Slametlah satu-satunya orang selain Aku yang percaya bahwa Kak Roland adalah anak Pak Ahmad .dan konon kabarnya yang ku dengar dari Pak Slamet Albert tahu kalau Pak Slamet mencoba menolong Roland dengan melakukan Tes DNA , Albert masuk ke dalam ruangan Pak slamet mencari tahu dimana di taruhnya berkas hasil tes DNA kak Roland, dan Albert takut kalau Kak Roland merebut Perusahaan Ayahnya Kembali. Menurut Heny Sore itu Albert datang Kost-an Henny dengan memasang wajah Ramah pada semua penghuni kost., Pak slamet memulai ceritanya .
“ Tumben Kak Albert Datang” Sapa teman Kost Heny cewek Centil Berbaju merah yang centil .
“ Iya Cari Henny Kan? Bukanya Sudah Putus “ Sambung Cewek lainya .
“ Kita mau kok jadi Penggantinya…” Candanya dengan Senyum Menggoda . Namun Albert Terus melangkah Ke kamar Heny . Enam Bulan sejak pertengkaran terjadi , Sejak kata putus itu diucapkan praktis Albert sudah tak lagi bertemu dengan Heny .Perpisahaan itu takkan terjadi kalau Albert tidak Egoist melarang Heny untuk jadi Perawat di Rumah Sakit. Albert berpikir bahwa Pekerjaan Henny sebagai Perawat itu hanya menurunkan Derajatnya saja. Albert yang Direktur Eksekutif muda di Perusahaan ternama itu merasa malu punya pacar yang hanya seorang Perawat. Albert merasa mampu membiayai Hidup Heny . tanpa perlu bekerja. Albert pernah mencibir kalau pekerjaan Perawat Itu Pekerjaan Yang Sok Moralis. Kini Albert harus menebalkan muka untuk Meminta bantuan Heny . Albert mengetuk Pintu kamar Heny Pelan. Pintu itu terbuka dari dalam Heny kaget melihat kedatangan Albert mantan pacarnya itu.
“ Tumben..” Kata Heny Singkat .mempersilakan Albert Masuk .Mata Albert menyapu seluruh ruangan Ia tak lagi melihat Foto bersama Heny yang biasa di pasang di Sudut Ruangan . gambar-gambar yang mereka pasang di ruangan itupun sudah diubah oleh heny.Albert merasa heny sudah melupakanya , Albert merasa dirinya sudah tak ada lagi di hatinya.
“ Ada apa? “ suara heny membangunkan lamunanya , sejenak Albert ragu untuk menyampaikan apa yang ingin di sampaikanya .
“ Aku Minta tolong “ Ucapnya Ragu , Heny masih diam tak mengerti.
“ Ini tentang Papa “ katanya lagi. Aku Harus berbohong padanya . kalau dia tahu tujuanku sebenarnya . pasti dia tidak akan mau membantuku. Bathin Albert. Tapi kalau menyangkut Papa Heny Tidak akan menolak Untuk Membantuku , Heny Sangat menghormati Papa , Begitu juga Papa, Papa Sebenarnya Juga Menyayangi Heny.Kedekatan Heny dengan Papalah yang membuatku serba salah saat Aku harus Pisah Dengan Heny. Albert masih terhanyut dalam lamunanya.
“ Ada apa dengan Papa ?” Tanya Heny ingin tahu.
“ Kau tahu Alvin , kan ? Adikku “
“ Iya Kenapa Dengan Alvin.”
“ Banyak keluarga yang meragukan bahwa dia Anak Ayahku. Menurut mereka Almarhumah Ibu semasa hidupnya pernah berselingkuh dengan kekasih lamanya .itu sih menurut saudara-saudara Papa,jadi Papa di larang Memberikan warisan Kelak Padanya.Papa Meminta Alvin mengambil darahnya Untuk di test.dan ternyata benar darah Alvin tidak sama dengan Ayahku. Ayah Belum Mengetahui hal ini maka dari itu aku minta bantuan kamu untuk membuat Laporan hasil DNA seperti kepunyaanku.” Bujuknya setelah Panjang Lebar Albert bercerita dengan wajah yang di Pasang sedih.
“ Hen, please Bantu Aku , Ya?” Rengekku lagi.
“ Aku takut melakukanya ..Semua Tes DNA dan hasil Copynya ada di Meja ada di Meja Dr. Kusuma.Aku bisa di Pecat Jika Aku melakukan Hal Ini.”
“ Kamu bisa merubah Laporan itu cepat-cepat , tak akan ada yang tahu Jika kau melakukannya dengan tenag.” Bujuk Albert .
“ Ayolah ,Hen! Ini masalahnya menyangkut nyawa Papa , Aku tidak ingin Jantung Papa kumat Jika mendengar semua ini. Dan Kau masih sayang, kan dengan Alvin?” Bujuk Albert lagi.
“ Akan aku coba tapi aku tak bisa Janji…” Akhirnya Heny menyerah juga.
“ Terimakasih, Hen” itulah Cerita Pak Slamet, Kami percaya apa yang di ucapkan. Sementara Kak Roland hanya diam Pasrah.

************************************
Dengan hati-hati Aku memapah Kak Roland , Penyakit Bapak ternyata Menurun padanya .Satu ketika kak Roland Pernah Bilang Betapa hidup ini Sangat Berarti, Katanya Ia ingin bisa berbuat sesuatu untukku, Kak Roland ingin bisa berarti untukku. Aku sangat terharu mendengarnya. Diam-Diam kata Pak slamet Kak Roland mendatangi banyak Studio untuk memasarkan laguku. Dan Pak Slemet Tidak bisa bersamanya karena sibuk. Benar-benar Pengorbanan yang tanpa Pamrih. Kata Pak Slamet Kak Roland merasa tidak Punya Siapa-siapa lagi Kecuali Aku.Aku harus menjaganya , Kak Roland orang yang tulus , Entah apa yang bisa Aku lakukan untuk bisa membahagiakanya. Pak Slamet Suka Cerita padaku kalau Aku sangat Berharga untuknya. Dan inilah Perjuangan Kak Roland yang di ceritakan Pak Slamet Padaku.
“ Pak Slamet Manda Sangat berarti untukku ,Saat Demam menyerang tubuhku, Saat , saat Malam-malam Aku tertidur di kursi Kerja Papa .Manda diam-diam menyelimutiku . Pak Slamet Kulihat Ketulusan yang Benar-benar Tulus Di Hati Manda .Aku ingin Mengorbitkanya Pak Slamet ,Aku janji .Aku Melihat Keseriusanya Saat melihatnya Berlatih menyanyi Sendiri.”
“ Manda memang Anak Baik, Roland . tapi kamu juga harus menjaga kesehatanmu….”
“ Pak , Slamet, Aku merasa hidupku juga tidak akan lama , jadi apa salahnya jika aku memanfaatkan waktuku untuk bisa membahagiakan Manda , Sesungguhnya Pak Slamet Kebahagiaan Manda adalah Kebahagiaan ku juga….” Pak Slamet Tidak bisa berkata apa –apa lagi kecuali Me ndengar Cerita Kak Roland Tentang Aku.
“ Pak Slamet , Aku membawa rekaman kaset suara Manda yang menyanyikan lagu yang kubuat , Manda tidak tahu untuk apa aku merekamnya . Manda sangat percaya padaku apa yang kukatakanya, Manda tidak Pernah memprotesnya, Kalau aku Tanya Kenapa Ia tak Tanya apapun padaku . Jawabnya selalu ‘aku percaya pada kakak, apa yang Kakak lakukan pasti itu yang terbaik untukku.Aku selalu terharu mendengar ketulusanya , Pak.”

“ Roland terus Berusaha menjual Lagu yang kau nyanyikan dan Aku berikan Alamat Rekan Kerjaku yang bergerak pada Industri Rekaman Roaland Memang Pemuda yang Pantang Menyerah…” Cerita Pak Slamet Dan Aku Masih Khusuk Mendengarkannya.
Roland Memasuki Studio rekaman dari Alamat yang di berikan Pak Slamet Untuknya, Perusahaan Industri rekaman yang katanya Juga Teman Pak Ahmad Papanya. Dan Roland tidak menyerah meski kadang Penyakitnya datang seperti menghujam ulu hatinya ia ingin memanfaatka Waktunya sebaik-baiknya Untuk Membantu Manda memasarkan lagunya.
“ Mba , Pak Danang ada ? “ Tanya roland pada karyawan yang sedang Asik dengan pekerjaannya .
“ Sudah ada janji “ katanya , Roland mengangguk di hempaskanya rasa letihnya pada kursi empuk di kantor itu.
“ Aku Roland , Anak Pak Ahmad , Pak Slamet Sudah Menelpon Pak Danang Untuk Bertemu denganku.” Kata Roland Meyakinkan, ditahanya rasa sakit yang tiba-tiba datang seperti menusuk-nusuk Ulu hatinya.
“ Tunggu, Sebentar, Ya?” Ucap Karyawan itu , yang kemudian segera masuk kedalam meninggalkan Roland sendiri.Sebentar kemudian Ia Sudah kembali.
“ Maaf Mas…Pak Danang ada Rapat Beliau tidak bisa bertemu Hari ini. Ohya , Beliu berpesan kalau tidak keberatan Contoh hasil rekamanya boleh ditinggal dulu. “ ucapnya . dengan terpaksa Roland menyerahkan CD copy-an Contoh hasil karyanya. Roland sebenarnya berharap Untuk bisa bertemu dengan Pak Danang Agar bisa langsung memutar CD Contoh Hasil karya itu, Roland yakin Pak Danang pasti tertarik dengan warna Suara Manda yang Mendayu.
Dengan Lelah Roland Keluar dari Kantor itu di keluarkanya Satu lagi alamat kantor yang di berikan Pak Slamet padanya. Di rogohnya saku celananya Uangnya hanya tersisa beberapa ribuan saja. Matahari yang tidak ramah , Panas yang menyengat membuat kepala Roland semakin Pening . belum lagi Perutnya yang kosong yang hanya diisi Roti dengan olesan selai buatan manda , membuat tubuh Sang Pemuda ini menjadi Lemah. Roland masih menyusuri jalanan kota , debu-debu berterbangan menyesakkan nafasnya.kelelahan membuat Roland kadang berhenti sejenak untuk beristirahat, dan sebentar kemudian ia Kembali Berjalan untuk mewujudkan mimpinya, Mimpi Manda. Buatnya Kebahagiaan Manda Kebahagiaanya juga . Kondisi tubuh Roland Yang lemah dan Keletihan yang tak tertahankan Membuat Roland terjatuh Pingsan . tepat di depan Rukan. Seorang Bos yang Kebetulan Sedang Memarkir Mobilnya , Melihat Roland pingsan dan dengan segera ia keluar dari mobil dan bersama karyawanya Ia membopong Roland kedalam kantor itu. Yang ternyata Studio Rekaman .
“ Rebahkan di Sofa ..” Ucap Bos Perusahaan itu , Bo situ menghampiri Roland. Di usapnya perlahan Dahi Sang Pemuda itu.
“ Wajahnya sangat Pucat , sepertinya sakitnya serius…” Bos itu meluruskan Kaki Roland yang sedikit tertekuk dan sesuatu jatuh dari dalam saku celana Roland . Bo situ mengambil CD copyan lagu Roland yang dinyanyikan Manda itu di meja . tak jauh dari Tubuh Roland yang di Baringkan. Bo situ masuk kedalam sebelum berpesan pada karyawanya untuk membuatkan teh manis untuk Roland. Setelah Bos perusahaan itu masuk. Seorang karyawan yang sok tahu mengambil CD Roland yang ada di meja dan di bawanya masuk kedalam Ruangan Audio yang biasa di gunakan Untuk Rekaman. Dan tanpa sengaja Salah satu karyawan itu Memutar CD itu dan mangalunlah Suara manda yang mendayu dengan Alunan musik gitar yang di mainkan Roland .

…....…..Sekarang ini kusendiri ,sunyi sepi tiada menemani , Aku takkan bisa lupakanmu karena kau tercipta untukku
Kini kau meninggalkan Aku dan kini Aku menyendiri ..
Aku pergi tinggalkanmu Jangan pernah sakiti Aku …
Aku pergi takkan kembali karena kamu tak cinta lagi…………………………...

Sejenak Sang Bos yang sayup-sayup lagu itu , Keluar dari Ruanganya .
“ Ini lagu Siapa ? Siapa yang nyanyi? “ Karyawan itu Saling Pandang mengangkat Bahu tidak tahu.
“ Lha , masak nggak ada yang tahu? “
“ Siapa , Yang Memasangnya ?” tanyanya lagi. Dan si karyawan tengil itu segera angkat bicara .
“ Ada di Meja itu ,Bos” Ucapnya sambil menunjuk Meja di dekat roland di Baringkan. Si Bos memutar Ulang lagu itu. Mendengar lagu itu Roland terbangun dari pingsanya. Dan dengan setengah sadar ia meracau.
“ Manda…manda..Itu manda Adikku” Bo situ mendekat di Genggamnya tangan Roland.
“ Itu Adikmu?” Tanya Bos itu..Ragu dengan kondisi Roland yang lemah.
“ Ya, itu Adikku, Pak Kumohon tolong Aku…Aku tahu hidupku tidak akan lama , Aku lemah , Aku takut tidak bisa lagi berbuat sesuatu untuk manda Adikku, Aku ingin Manda Jadi Penyanyi…jadi penyanyi..” Roland masih meracau. Bo situ mengambil the hangat yang sudah tersedia di meja dan mendekatkan pada Bibir Roland.
“ Tenaglah…Ya,ya. Kau tenagkan Hatimu dulu. Aku akan membantumu..Lagu itu Bagus Aku akan mengontraknya Untuk Rekaman..” Ucap Bo situ Entah hanya menghibur Roland yang terbaring Sakit atau memang sungguh –sungguh. Namun demikian Bos itu mengakui dalam hatinya bahwa lagu itu memang layak untuk direkam.
Dan di tengah sakitnya Roland merasakan sedikit Kebahagiaan, Ada harapan , Ya. Harapan yang membuat ia kuat. Untuk bisa melihat manda berhasil.dan karena Perjuangan Roland yang gigih kini Manda meninggalkan Pekerjaan Part time nya pada Bibi Alvin untuk Serius latihan Rekaman.
“ Pak Slamet, Aku merasa berhutang Budi sama Kak Roland, dengan apa aku bisa membalas Perjuangan yang Sudah di lakukanya Untukku.” Ucap Manda Pada Pak Slamet di Sampingnya.
“ Sudahlah Manda , Sekarang yang harus kamu lakukan adalah berlatih Serius, kalau kamu Berhasil Kak Roland Pasti Juga akan Bahagia, Percayalah Kebahagiaanmu kebahagiaan Roland Juga , Kemaren Aku Sudah Membaca Laporan hasil Test DNA –nya Roland Aku Kecewa…” Pak Slamet Kembali Bercerita …. Pak Slamet sedang membaca laporan DNA yang ada di Mejanya , seribu Pertanyaan Melingkupi benaknya.Pak slamet tidak percaya dengan hasil Tes DNA Itu , Dia mulai curiga dengan Albert yang meletakkan hasil Te situ.
Gelisah Hati Pak Slamet sama seperti kegelisahan Hati seorang Ayah yang melihat Anaknya menghadapi ketidak adilan.Demi Roland Pak slamet datang sendiri Ke Rumah sakit untuk menemui Dr Kusuma.
“ Dokter , tolong di Lihat kembali hasil Tes DNA Roland apakah benar apa Benar laporan tersebut sesuai dengan hasil yang kubawa.?” Ucap Pak Slamet Pada Dr. Kusuma
Dr. Kusuma membuka Surat yang di berikan Pak Slamet kemudian mencocokkan dengan hasil Tes di komputernya dan benar hasil DNA itu tidak Sama. Dr. Kusumapun tidak habis mengerti mengapa hasilnya bisa lain.dan dengan segera Dr. kusuma mencetak kembali hasil DNA Roland yang sebenarnya. Pak Slamet merasa lega dengan kebenaran yang sudah di Perjuangkanya.

“ Pak Slamet Terimakasih Bapak Sudah memperjuangkan Semua Untuk Kak Roland” Ucap Manda setelah Pak Slamet menutup Ceritanya .
“ Kemaren Manda juga melihat Perpisahaan Ega Pacar Kak Roland dari teras Rumah …” Kini ganti Manda yang bercerita .dari teras tak sengaja Manda melihat Drama Perpisahan mereka .
“ Yakin? Kau tidak mau mengantarkanku?” Desak Ega pada Roland .
“ Waktuku tinggal dua hari lagi di sini.” Sekali lagi Ega berucap tapi Roland hanya diam hanya menatap gadis yang terang-terangan sudah kecewa padanya.
“ Lusa aku akan menemuimu” Ucap roland kemudian.
Tapi Kak Roland tidak menemui Ega Kak Roland hanya menitipkan Surat untuk Gadis itu . dan Surat itu Pernah tidak sengaja Aku baca di meja tak lama setelah Kak Roland menulisnya.

Seperti Papaku yang pergi tanpa ada yang menangisi …Demikian juga dengan Aku , bukan Aku tidak mencintaimu lagi, tapi aku tidak ingin melihatmu bersedih ….Kini Aku tak lagi bisa tegar berdiri , Apalagi untuk mengantarkan Kepergianmu , Doaku semoga kau bahagia….
Itulah Surat yang di tulis Kak Roland Untuk Ega gadis itu…Aku mengerti dan paham pasti hati gadis itu hancur tapi itulah kenyataan.

Kedatangan Kak Mamanya Roland dan Pak Slamet membuat suasana rumah ini menjadi hangat .. Kebahagiaan atas kehadiran Mamanya Roland membuat Aku terharu , Pak Slamet sendiripun tak sanggup membendung Airmatanya. Tampak Roland terbaring Lemah . Dan dengan ucapan yang di tegarkan Roland Berkata
“ Manda Bukankah hari ini Kau harus Konser untuk Album Perdanamu ..”
“ Tidak ,kak Roland aku tidak akan pergi sebelum Kak Roland sembuh.”
“ Manda Kakak tidak apa-apa …Kamu harus Pergi ,ingat sekarang Manda sudah Menjadi Seorang Penyanyi, Manda Harus Profesional. Dan manda sekarang bukan hanya milik Kak Roland, Pak Slamet atau Mama..Manda sekarang Milik Publick kumohon jangan sampai Fa ns-fans manda Akan kecewa .”
“ Kakak Pergi Juga , kan?” Ucapku sedikit ragu dengan kondisi Kak Roland.
“ Iya, Adik kecil yang nakal, Kakak pasti datang bersama Mama dan Pak Slamet “ kata Roland sambil menutupi sakitnya.
“ Kak, Manda antar ke Dokter ya?”
“ Nnggak sayang, kan Kakak mau nonton Konser bidadari Kecil kakak.” Manda tersenyum antara Sedih dan haru.
“ Sekarang Cepatlah berangkat, konsentrasi dan jangan kawatir dengan kakak ,kakak kuat kok.Tuh Alvin Sudah menunggumu.” Dengan berat hati kutinggalkan Kak Roland , Tuhan izinkan aku untuk bisa melakukan yang terbaik untuk Kak Roland Doaku dalam hati .
Gegap gempita menyambutku , lampu berjuta warna menyambutku …Lagu Pertama kunyanyikan , Namun benakku masih melayang pada Kondisi kak Roland yang Lemah, Namun disisi lain Aku juga harus memberikan yang terbaik untuk penonton. Aku juga harus membuktikan pada Kak Roland bahwa Aku bisa membawakan lagunya dengan Baik.

…....…..Sekarang ini kusendiri ,sunyi sepi tiada menemani , Aku takkan bisa lupakanmu karena kau tercipta untukku
Kini kau meninggalkan Aku dan kini Aku menyendiri ..
Aku pergi tinggalkanmu Jangan pernah sakiti Aku …
Aku pergi takkan kembali karena kamu tak cinta lagi…………………………...

Saat lagu itu kulantunkan Aku di barisan depan diantara penonton Aku melihat Kak Roland , Mamanya dan Pak slamet . Aku bahagia , Jadi bersemangat tapi juga sedih, khawatir dengan kondisi kak Roland. Tiba-tiba saat aku konsentrasi melantunkan lagu kedua Penonton di barisan depan Ramai , Ramai bukan karena penampilanku di Panggung , Beberapa Penonton tampak membopong kak Roland . Oh Tuhan Kak R oland jatuh Pingsan Tak peduli dengan lagu yang harus aku selesaikan, dan tak lagi mempedulikan penonton yang Penuh sesak Aku segera berlari Turun..
“ Kak, Roland..” Teriakku Histeris namun penonton dan Wartawan tidak peduli mereka menyerbuku dengan berbagai pertanyaan , dan bahkan dalam keadaan seperti itu masih ada saja yang minta foto bareng dan tanda tangan. Aku benar-benar terjebak diantara penonton. Aku susah payah melepaskan diri dari mereka dengan bantuan Pengaman Body guard yang melindungiku Akhirnya Aku bisa meloloskan diri dari mereka. Namun Ambulance itu sudah membawa Kak Roland , Ambulance dengan Sirene yang seperti mengiris hati itu Meluncur , Aku mencoba mengejarnya namun tubuhku yang lemah tersandung dan jatuh.

Di Rumah Sakit Suara mesin Jantung terdengar menyayat Oksigen di Hidung Roland Hampir Menutupi Wajah gantengnya .Sebelum Aku datang Mama Roland Terus Menangis . Dokter Dan Suster dengan Cekatan Mencoba menyelamatkan Kak Roland . Pintu kamar terbuka Ega Yang Ternyata Belum Berangkat Ke Belanda itu segera menghambur Kearah Roland . Tangan Roland tak lepas dari genggaman Ega . Dan Egapun kini Menyesal Kenapa Selama ini dia tidak Pernah Memperhatikan Kak Roland Ka barnya Sebelum Aku Datang Kak, Roland Pernah Berpesan Pada Ega
“ Ega , Aku nitip Manda , Jadikan Dia seperti Adikmu , Jangan Pernah Membencinya , Karena Aku tak sanggup menjaganya Lagi Manda Anak Baik…” Ucap Kak Roland Lirih .Aku segera Berlari Masuk Ke kamar Rumah Sakit Tempat Kak Roland Di rawat ..
“ Kakak..Kak Roland..” Jeritku tak tahan Melihat kondisi kak Roland ..Kak Roland Sempat tersenyum melihat kehadiranku , Tangannya mencoba diangkat Untuk Menggapaiku Aku Berlari Kearahnya Namun terlambat tangan kak Roland tak sanggup lagi bertahan terkulai bersama dengan Suara mesin Jantung Yang Berbunyi Menyayat Hati…Tiiiiiiiit…..
Aku pergi tinggalkanmu Jangan pernah sakiti Aku …
Aku pergi takkan kembali……

Dan Suara lagu Ciptaanya yang tadi kunyanyikan diatas Panggung Terngiang di Telingaku , Tiba-tiba Tubuhku tersa Lemah –Lemah tak sanggup menyaksikan semuanya Aku pingsan yang kurasa hanya gelap..gelap dan gelap……
Selamat Jalan Kak Roland ! Aku yakin kau hidup Bahagia Bersama Bapak di Surga , Bisikku diantara Doa-doa yang kupanjatkan di Pusaranya.



Kenangan Buat Kakak yang berhati Putih dimana Engkau berjuang hanya untuk Aku Hidup


IDE CERITA : SUSANAWATI : NOVEL /SKENARIO : JAID BRENNAN PRODUKSI WEE SINEMA.

Komentar

Postingan Populer